Rocky Gerung Sebut 'Pak Lurah' Tak Bisa Atasi Kekacauan, Sindir Jokowi?

Senin, 15 Februari 2021 | 09:13 WIB
Rocky Gerung Sebut 'Pak Lurah' Tak Bisa Atasi Kekacauan, Sindir Jokowi?
Rocky Gerung di Mata Najwa. (Youtube/Najwa Shihab)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kritik itu bukan soal pedas atau tidak pedas, bermutu atau tidak bermutu, yang sudah bermutu pasti sudah pedas. Kritik harus frontal supaya objeknya menghasilkan pikiran baru. Kalau separuh-separuh, maka plonga-plongo, kritik itu tatap mata orang, beri pendapatmu, ajukan dalilmu baru ada pembicaraan," tukas Rocky Gerung.

"Sebetulnya kita sebut kritik dalam upaya mengurai. Kalau mengurai separuh-separuh itu makin kusut. Itu intinya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Rocky Gerung dan Hersubeno Arief mengomentari pernyataan SBY Yang menyamakan kritik dengan obat.

Menurut Rocky Gerung, SBY tengah mengingat periode dia menjabat sebagai presiden yang sampai diolok-olok dengan menyeret kerbau.

"Padahal sebetulnya gak tepat, dulu tahun tikus, mestinya sekarang yang bawa kerbau. Tapi istana sudah gak peduli dengan jenis binatang karena tinggal kenal 1 binatang yaitu kodok," tuturnya.

"Ini satire yang bagus dari SBY bahwa ada racun tapi bisa jadi obat. Bagian ini yang gak dikenali istana dan jubir menteri pengasuh buzzer ini masih mengapa 'gak kami tidak menghina, melakukan profesi' tapi kita tahu bahwa kemampuan kekuasaan itu sangat diandalkan dari perbuzzeran," terang Rocky Gerung melanjutkan.

Pengamat politik itu lalu keras menyebut buzzer yang menghalangi opini publik. Oleh sebab itu, dia menyarankan agar pemerintah membuat SK tutorial cara mengkritik karena belum lama ini Presiden Jokowi minta masyarakat aktif memberi kritik,

"Gimana kalau presiden keluarkan SK tutorial cara mengeluarkan kritik," tandas Rocky Gerung.

Baca Juga: Geger Foto Jokowi dan Abu Janda cs, Rocky Gerung: Buzzer Itu Budak Politik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI