“Di lapangan banyak hal positif yang didapat. Bisa tambah persudaraan baru,” kata Brader.
“Nggak semua kasus sengketa itu akan berbenturan, tergantung pimpinan, apakah dia bisa berkoordinasi. Kalau bisa koordinasi bagus, nggak akan bentrok. Misal lawan seberang, kalau kita bisa buka pembicaraan, itu nggak akan terjadi bentrokan.”
Menurut Brader, tergantung ego setiap kelompok. Kalau yang dikedepankan ego untuk saling mengalahkan, bentrokan bakal sulit dihindari.
“Tapi memang kebanyakan yang ujungnya bentrokan, karena itu tadi: gengsi kelompok.”
“Kadang kalau dari kita bisa tahan, dari sisi mereka kedepanin emosi, bisa terjadi (bentrok).”
Bentrokan yang terjadi selama ini, menurut pengalaman Brader, paling banyak terjadi bukan antar kelompok penjaga lahan sengketa, tetapi di tempat hiburan.
Siapa yang paling dikhawatirkan?
Umumnya, mereka tidak terlalu khawatir dengan keberadaan kelompok lawan.
Lalu, saya tanya kepada Brader, siapa sebenarnya yang paling penjaga lahan khawatirkan? Aparat penegak hukum, katanya, karena sewaktu-waktu bisa menghantam keberadaan mereka di lapangan.
Baca Juga: Tumpukan Alat Tes Covid-19 yang Terbengkalai di Gudang
Jika aparat diturunkan ke sebuah daerah yang sedang dijaga salah satu kelompok, Brader menyebut, “kita nggak dapat apa-apa. Berarti misi kita gagal. Malah bisa dibui.”
Biasanya, aparat keamanan diturunkan ke lokasi sengketa karena untuk mengantisipasi terjadi bentrokan antar kelompok penjaga lahan.
Ketika aparat turun tangan, kelompok yang sedang bertugas menjaga lahan sengketa hanya punya satu pilihan: meninggalkan lokasi.
“Kalau kita nggak mau bubar, mereka akan bubarkan. Berarti kita nggak dapat apa-apa (tidak dapat bayaran karena tugas tidak tuntas).”
Brader dan kelompoknya pernah mendapatkan pengalaman semacam itu. Keberadaan mereka di lokasi sengketa ketika itu dilaporkan warga sekitar kepada pihak berwajib karena warga khawatir terjadi onar.
Tetap jaga etika
Pada umumnya, kelompok penjaga lahan tetap mengedepankan etika ketika memasuki kawasan sengketa yang harus mereka amankan.