Estafet Obor Olimpiade Tokyo Dimulai di Tengah Pandemi

Jum'at, 26 Maret 2021 | 10:34 WIB
Estafet Obor Olimpiade Tokyo Dimulai di Tengah Pandemi
DW

Keadaan darurat baru dicabut di wilayah metropolitan Tokyo akhir pekan lalu. Tetapi penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 ingin mengirimkan sinyal, tidak ada jalan untuk mundur pada saat ini - serta untuk menguji langkah-langkah keamanan.

Untuk ubah kekhawatiran masyarakat

Menurut jajak pendapat, dua pertiga orang Jepang mendukung penundaan atau bahkan pembatalan Olimpiade, tetapi penyelenggara berharap dengan dihelatnya estafet obor dapat mengubah pikiran mereka.

"Ada antusiasme dari masyarakat sebelum pandemi," kata Hashimoto, Presiden Komite Olimpiade Tokyo 2020.

"Kita harus mengembalikan perasaan ini dan mengubah kekhawatiran mereka menjadi antisipasi."

Penyelenggara telah memperhitungkan kekhawatiran terbesar orang-orang dengan hanya mengizinkan atlet Olimpiade dan staf pendukung untuk masuk ke Jepang.

"Masyarakat tidak akan setuju untuk membuka kembali perbatasan yang telah ditutup selama setahun," kata Barbara Holthus, wakil direktur Institut Jerman untuk Kajian Jepang.

Dengan semua yang terjadi, slogan 'Harapan Menerangi Jalan Kita' jadi tidak terlalu meyakinkan.

Jepang awalnya mendaftar untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020 setelah bencana gempa bumi, tsunami, dan disusul bencana nuklir Fukushima tahun 2011.

Baca Juga: Mohamed Salah akan Bela Mesir di Olimpiade Tokyo

Olimpiade ini disebut sebagai lambang bahwa Jepang mampu merekonstruksi bencana yang terjadi dan estafet obor jadi cara mereka mengungkapkan rasa terima kasih kepada dunia atas bantuan yang diberikan.

Fukushima dan COVID-19 Fasilitas sepak bola J-Village, yang berjarak 20 kilometer di selatan pembangkit nuklir Fukushima Daiichi, dipilih sebagai titik awal estafet obor.

Pada tahun 2011, lokasi itu adalah kantor sementara operator pembangkit listrik tenaga nuklir, TEPCO, dan berfungsi sebagai pangkalan untuk upaya pembersihan cemaran nuklir setelah bencana.

Pekerja PLTN dulu menggunakan lokasi tersebut untuk berganti pakaian pelindung sebelum pergi ke reaktor nuklir yang mengalami kebocoran.

Sekarang, pesepakbola muda menggunakannya sebagai tempat berlatih. Penyelenggara kini telah mengalihkan fokus dari rekonstruksi pasca-bencana Fukushima ke kemenangan atas pandemi.

Ini belum terbukti meyakinkan, mengingat fakta bahwa tidak ada orang dari luar negeri, termasuk kerabat atlet dan sebagian besar sukarelawan, yang dapat menghadiri olimpiade.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI