Keluhan Ibu Rumah Tangga di Jerman Saat Lockdown Diberlakukan

Jum'at, 09 April 2021 | 16:05 WIB
Keluhan Ibu Rumah Tangga di Jerman Saat Lockdown Diberlakukan
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pusat penitipan anak hanya diperbolehkan beroperasi beberapa jam per hari.

Pihak sekolah juga sangat mengurangi jumlah kelas, bahkan beberapa di antaranya mengadakan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas hanya dua hari sekali.

Meski lockdown tidak diberlakukan, para orang tua merasakan tekanan berlebih ketika mereka harus mengurus anak-anak di rumah setiap hari.

"Saya merasa lelah dan saya tidak akan terkejut melihat orang tua 'terjungkal' satu per satu," kata salah seorang pengguna Twitter.

Sementara itu, ada juga yang menceritakan tentang seorang ibu yang menangis di telepon karena dia tidak tahu cara merawat anaknya ketika pusat penitipan anak kembali ditutup.

Beban ibu lebih banyak

Bukan sebuah kebetulan jika sebagian besar keluhan di media sosial disuarakan oleh perempuan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa rata-rata wanita secara signifikan lebih terbebani oleh pembatasan virus corona dibanding pria.

Sosiolog Jerman Jutta Allmendinger merujuk pada istilah "retraditionalization", yang berarti peran gender dapat memperlambat emansipasi perempuan selama beberapa dekade.

Dalam sebuah studi yang dirilis pada Juni 2020 oleh Institut Federal untuk Penelitian Populasi Jerman, wanita lebih sering mengeluhkan frustasi yang tinggi daripada pria.

Baca Juga: IRT Tewas Tergantung Diduga Habisi Nyawa Dua Anaknya Terlebih Dahulu

Sekitar satu dari empat ibu dengan anak di bawah usia 6 tahun merasa sedih, setidaknya satu kali dalam seminggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI