Beban ibu lebih banyak
Bukan sebuah kebetulan jika sebagian besar keluhan di media sosial disuarakan oleh perempuan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa rata-rata wanita secara signifikan lebih terbebani oleh pembatasan virus corona dibanding pria.
Sosiolog Jerman Jutta Allmendinger merujuk pada istilah "retraditionalization", yang berarti peran gender dapat memperlambat emansipasi perempuan selama beberapa dekade.
Dalam sebuah studi yang dirilis pada Juni 2020 oleh Institut Federal untuk Penelitian Populasi Jerman, wanita lebih sering mengeluhkan frustasi yang tinggi daripada pria.
Sekitar satu dari empat ibu dengan anak di bawah usia 6 tahun merasa sedih, setidaknya satu kali dalam seminggu.
Sebuah survei yang dilakukan pada akhir tahun 2020, perusahaan asuransi kesehatan Techniker Krankenkasse menemukan bahwa lebih dari setengah ibu yang diwawancarai mengalami stres berlebih saat pandemi virus corona.
Anne Schilling, Direktur Pelaksana Müttergenesungswerk (Yayasan Perawatan Kesehatan Ibu) Jerman mengatakan kepada Redaktionsnetzwerk Deutschland pada Februari 2021: "Wanita yang beralih ke kami sekarang kehabisan akal."
"Para wanita ini kelelahan dan kewalahan," kata Schilling.
"Ada banyak yang dipertaruhkan di sini, pekerjaan mereka, pendidikan anak-anak mereka, dan kepentingan seluruh keluarga." (ha/ gtp)
Baca Juga: IRT Tewas Tergantung Diduga Habisi Nyawa Dua Anaknya Terlebih Dahulu
