Soal TWK KPK, Rizka Anung Nata mengaku hal itu merupakan bentuk penghinaan kepada dirinya dan keluarga. Sebab, dia sudah melakukan tes serupa beberapa kali.
"Sama seperti yang lain, ini suatu penghinaan kepada saya dan keluarga saya. Dari dulu saya sudah melakukan tes ini, masuk kepolisian, beberapa tingkatan pendidikan yang saya lakukan, sampai dengan memutuskan memundurkan diri dan mengabdi pada KPK," tegas Rizka Anung Nata.
"Ketika dipaksa diminta UU menjadi PNS lagi, ya karena itu sudah menjadi ketentuan ya saya ikuti. Namun kenyataannya beberapa pertayaan yang diajukan ke saya menurut saya tidak ada tugas dan tanggung jawab saya sebagai penyidik," sambungnya.
Rizka Anung Nata kemudian mengungkap pertanyaan-pertanyaan janggal yang diajukan penanya kepadanya saat TWK berlangsung.
Dia mengatakan, ada dua pertanyaan yang mengganggu pikirnya, salah satunya yakni soal follow ustaz yang kerap mengkritik pemerintah.
"Ada dua yang saya masukan di hati, pertama ketika asesor saya memfollow Instagram seorang ustaz, dan disampaikan ustaz ini sering kritik pemerintah. Apa tanggapan saudara. Saya jawab bahwa ustaz ini ketika mengkritik mungkin pemerintah tak antikritik. Kritikan mungkin sifatnya perbaikan atau masukan, dan saya tidak mengambil apapun dari kritik itu. Saya ambil nilai-nilai agama. Tidak ada kaitanya dengan penyidik," terangnya.
Adapun asesor yang bersangkutan tersebut kata dia juga bertanya bagaimana sikapnya ketika diminta atasan untuk menggelapkan sebuah kasus.
"Beliau juga tanya bahwa gimana nanti saat di KPK, ketika diperintah menghentikan atau membelokkan satu kasus karena anda seorang PNS. Saya rasa PNS atau tidak sama saja, namanya kebenaran harus ditegakan," kata Rizka Anung Nata.
"Ketika saya melakukan itu ya harus ada syarat yang harus dilakukan. Saya pernah menghentikan SP3 di KPK karena tersangka meninggal. Apabila tidak memenuhi syarat, saya tidak mau," pungkasnya.
Baca Juga: Pegawai KPK Bongkar Kejanggalan Pertanyaan TWK, Jilbab dan Aliran Agama Ikut Ditanyakan