Setelah memastikan pedagang kecil tersebut layak, Projek Kuy lalu mengirimkan uang Rp100 ribu kepada pelapor untuk disalurkan.
“Kami minta juga dia (pelapor) untuk dokumentasi sebagai bukti,” ujar Bahrun. “Jadi memang kalau bisa dibilang mereka (masyarakat) ‘Cepu Kebaikan,” kata dia menambahkan.
Diakui Bahrun, memang dana yang salurkan hanya senilai Rp100 ribu untuk satu pedagang. Namun nyatanya nominal tersebut sangat bermanfaat bagi mereka.
“Nilai 100 ribu memang tergolong kecil. Dari pengalaman kami, bagi mereka itu bisa beli beras, beli telur. Setidaknya bisalah belanja kebutuhan pokok, mungkin untuk bisa seminggu,” ujarnya.
Sejak bergerak pada awal Juli, setidaknya telah ada 7 pedagang kecil yang mereka bantu, tersebar di Depok dan Garut.
Jumlahnya memang masih tergolong terkecil, namun setidaknya gerakan dari Projek Kuy, patuh diapresiasi. Mereka menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masyarakat Indonesia untuk saling menolong pada masa sulit sekarang, masih tetap berkobar.
Untuk dana sendiri, keluar dari kantong pribadi Bahrun serta rekan-rekannya penggagas gerakan ini, dan juga donasi dari para donatur. Karenanya bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat menghubungi akun Instagram @projekkuy.id.
Bahrun berharap, gerakan ini semakin besar dan menjangkau lebih banyak pedang kecil di seluruh Indonesia.
“Kami berharapnya gerakan ini terus berjalan. Namun karena kami masih keterbatasan dana dan donatur kami bukan kelas kakap, jadi kami masih bergantung pada donatur,” ujarnya.
Baca Juga: Viral Bus Oleng Penumpangnya Malah Girang, Netizen: Buat Orang Stress itu Gaya