Penuhi Janji, Ganjar Pranowo Kunjungi Desa Karangnangka untuk Belajar Tangani Pandemi

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 20:39 WIB
Penuhi Janji, Ganjar Pranowo Kunjungi Desa Karangnangka untuk Belajar Tangani Pandemi
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (Dok: Pemprov Jateng)

Suara.com - Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyempatkan diri berkunjung ke Desa Karangnangka, Jumat (6/8/2021). Kunjungannya kali itu adalah untuk menepati janjinya kepada Kepala Desa Karangnangka, Sunarto dan belajar penanganan pandemi Covid-19 di desa itu.

Sebelumnya, saat penyelenggaraan Rembug Desa se-Kabupaten Banyumas, Senin (26/7/2021), Sunarto menantang Ganjar untuk datang ke desanya dan akan diajari caranya menangani pandemi.

Sunarto mengatakan, desanya sudah memiliki Program Jogo Tonggo dan Jogo Warga sejak 2019. Bahkan program itu sudah ada, sebelum Ganjar mencetuskan Jogo Tonggo.

"Karangnangka tahun 2019 uwis nduwe Jogo Tonggo, Jogo Warga. Pak Gubernur datang ke sini saja, nanti tak ajari carane," ucap Sunarto, yang kala itu direspons positif dari Ganjar.

Ibu Dasawisma Jadi Nakes Dadakan

Saat dikunjungi Ganjar, Sunarto menjabarkan berbagai cara yang telah dilakukan di desa nya selama pandemi ini

"Kami punya grup WA pak, untuk memantau semua warga. Jadi tiap hari kami cek, ana ora wargane sing mriang (ada tidak warganya yang sakit). Kalau ada langsung ditangani," kata Sunarto.

Selain itu, di desanya terdapat 33 warga yang positif Covid-19. Karena mereka isolasi di rumah, maka keluarga serumah pasien dianggap positif dan juga wajib melakukan isolasi.

"Urusan permakanan kita suport pak. Ada iuran dari RT dan warga sekitar. Dari kami juga berikan, tentu melihat apakah dia layak atau tidak," tegasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ganti Mobil, Kemana Mobil Dinas yang Menemaninya Sejak Dilantik?

Yang paling dipamerkan Sunarto adalah tenaga kesehatan (nakes) dadakan. Di desanya itu, Sunarto mengajari ibu-ibu Dasawisma untuk dijadikan tenaga kesehatan dadakan yang tugasnya mengecek kesehatan pasien positif Covid-19 setiap hari.

"Kalau mengandalkan bidan desa saja kan kasihan pak, 24 jam ora turu (tidak istirahat). Makane Dawis tak optimalna (makanya Dawis saya optimalkan). Ana wong 16 pak, ibu-ibu Dawis sing dadi nakes dadakan (ada 16 orang ibu-ibu dawis yang jadi nakes dadakan)," terangnya.

Ganjar pun tak percaya begitu saja dengan cerita Sunarto. Ia meminta Sunarto menengok salah satu rumah pasien yang sedang isolasi. Ternyata saat tiba di lokasi, ada dua ibu berpakaian APD lengkap yang sedang mengecek pasien isolasi.

"Nah itu pak, kui nakes dadakan (itu nakes dadakannya)" jelasnya.

Ternyata benar, di tempat itu ada dua ibu berpakaian APD lengkap, sedang mengecek pasien yang isolasi mandiri di rumah. Mereka mengatakan bahwa keduanya bukan tenaga kesehatan, melainkan ibu-ibu Dawis.

"Kami diajari pak, cara mengecek pasien. Diajari ngecek suhu, cek saturasi oksigen pakai oxymeter, diajari ngecek tekanan darah, dan menanyakan keluhan-keluhan pasien. Tiap hari, kami datang ke pasien yang isolasi mandiri pak dan melaporkan hasil pantauan kami di group WA yang ada pak lurah dan bu bidan di dalamnya," kata mereka.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI