Kekuatan Taliban kian menggurita, sampai menyita perhatian dinas rahasia Pakistan, yang lalu membantu Omar merebut kekuasaan pada 1996. Di periode awal masa keemasan tersebut, Baradar dianggap sebagai ahli strategi yang ulung dan dirayakan sebagai arsitek kejayaan Taliban.
Namun, menyusul invasi Amerika Serikat pada 2001, Baradar dikabarkan mendekati Presiden Hamid Karzai untuk menawarkan kesepakatan demi pengakuan Taliban atas pemerintahan bentukan Washington.
Dia akhirnya ditangkap di Pakistan pada 2010 dan dibebaskan atas desakan Presiden AS Donald Trump pada 2018.
Saat itu militer AS meyakini Baradar yang cenderung berpandangan moderat bisa memimpin tim negosiasi Taliban. Sejak itu dia hidup di Doha, Qatar, hingga penaklukan Kabul pada 15 Agustus 2021.
Kepemimpinan kolektif
Meski berstatus pemimpin umat, Baradar akan berbagi kekuasaan dengan Haibatullah Akhundzada yang merupakan pemimpin resmi Taliban. Sang mullah selama ini dikenal sebagai tokoh spiritual, ketimbang komandan perang.
Usai diangkat pada 2016 silam, Akhundzada menerima baiat kesetiaan dari pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri yang menjulukinya sebagai "Amir al-Mu'minin."
Pengakuan oleh gembong Al-Qaeda itu diyakini menempatkannya dalam posisi elit dalam gerakan jihad dan di antara sekutu-sekutu lama Taliban.
Sang mullah dianggap berhasil menyatukan kembali gerakan militan yang sempat cerai berai oleh serangan Amerika Serikat dan militer Afganistan itu.
Baca Juga: Presiden Joe Biden: Kembalinya Taliban adalah Kesalahan Pemimpin Afganistan
Tokoh lain Taliban yang termasuk paling berpengaruh adalah Sirajuddin Haqqani yang memimpin kelompok teror, Jaringan Haqqani, yang ditakuti.