Presiden Amerika Joe Biden menyampaikan pernyataan di Gedung Putih sekitar jam 5 siang waktu Washington, DC. Ia terpaksa menangguhkan rencana pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett yang sudah direncanakan sejak lama karena ingin memusatkan perhatian pada insiden ledakan bom di bandara Kabul ini.
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengutuk ledakan itu. “Kami mengutuk keras insiden keji ini dan akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk menyeret pelakunya ke muka hukum,” tegasnya.
Ribuan orang telah berbondong-bondong datang ke bandara beberapa hari terakhir ini untuk berupaya meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambilalih negara itu pada 15 Agustus lalu.
Sumber di Taliban mengkonfirmasi pada VOA bahwa seorang pembom bunuh diri meledakkan diri di sebuah area di luar bandara di mana terdapat sejumlah besar orang, termasuk perempuan.
Peringatan Amerika Serikat
Pemerintah Barat pada Kamis pagi telah memperingatkan tentang ancaman teror di bandara itu, dan mengatakan mereka yang berkumpul agar dapat dievakuasi dari Afghanistan harus pindah ke lokasi lain yang lebih aman.
“Mengingat ancaman keamanan di luar gerbang bandara Kabul, kami menyarankan warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara dan berada di gerbang bandara saat ini, kecuali jika Anda menerima instruksi dari perwakilan pemerintah Amerika untuk melakukan hal itu,” demikian petikan pernyataan Kedutaan Besar Amerika di Kabul di situsnya. “Warga Amerika yang berada di Abbey Gate, Gerbang Timur atau Gerbang Utara sekarang harus pergi.”
Sebagian korban cedera telah dilarikan ke RS Darurat di Kabul yang dikelola oleh LSM internasional, dan selama ini merawat korban perang dan ranjau darat.
Saluran-saluran berita Afghanistan mencuit foto-foto warga yang membawa korban luka-luka dengan tandu. (Sumber: VOA Indonesia)
Baca Juga: Ledakan di Bandara Kabul, Joe Biden: Kami Akan Memburu ISIS dan Membuat Anda Membayar