Kampus Kembali Dibuka Usai Taliban Kuasai Afghanistan, Mahasiswa Pria dan Wanita Dipisah

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 07 September 2021 | 10:53 WIB
Kampus Kembali Dibuka Usai Taliban Kuasai Afghanistan, Mahasiswa Pria dan Wanita Dipisah
Mahasiswa belajar di kelas yang dipasangi partisi di Universitas Avicenna di Kabul, Afghanistan, Senin (6/9/2021). (ANTARA/Social media handout via Reuters)

Sejumlah guru mengatakan masih ada ketidakpastian tentang aturan apa yang akan diterapkan oleh Taliban.

Hingga saat ini kelompok militan tersebut belum juga membentuk pemerintah baru setelah merebut Kabul tanpa perlawanan tiga pekan lalu.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah membunyikan alarm bagi sebagian kaum perempuan.

Mereka takut kehilangan hak-hak yang mereka perjuangkan dalam dua dekade terakhir, meski menghadapi tentangan keluarga dan pejabat di negara Muslim konservatif itu.

Seorang profesor jurnalistik di Universitas Herat di barat Afghanistan mengatakan dia memutuskan untuk membagi kelas menjadi dua, pertama mengajar mahasiswi dan kemudian mahasiswa.

Dari 120 peserta untuk materi pelajarannya, kurang dari seperempatnya yang muncul di ruang kelas pada Senin.

Sebagian mahasiswa dan dosen telah meninggalkan Afghanistan, dan nasib sektor media swasta yang berkembang pesat di negara itu tiba-tiba menjadi tidak jelas.

"Mereka sangat gugup hari ini," kata profesor itu. "Saya katakan pada mereka untuk tetap datang dan tetap belajar dan dalam beberapa hari ke depan pemerintah baru akan menetapkan peraturan."

Sher Azam, dosen 37 tahun di sebuah universitas swasta di Kabul, mengatakan institusinya telah memberi opsi kepada pengajar: mengajar di dua kelas yang terpisah atau memasang partisi di ruang kelas.

Baca Juga: Taliban dan NU secara Aqidah-Syariah Sama, Begini Penjelasan Said Aqil

Namun dia mengkhawatirkan jumlah mahasiswa yang datang untuk kuliah lagi, mengingat krisis ekonomi yang dihadapi Afghanistan sejak kemenangan Taliban.

"Saya tidak tahu berapa banyak mahasiswa yang akan kembali untuk belajar, karena ada masalah finansial dan sebagian dari mereka berasal dari keluarga yang kehilangan pekerjaan". (Sumber: Antara/Reuters)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI