"Serangan laser terdeteksi berasal dari kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (AL TPR). Tembakan sinar dari kapal perang China adalah insiden keamanan yang serius," katanya.
"Pada saat insiden, RAAF P-8 berada sekitar 7,7 kilometer dari kapal AL TPR dan terbang pada ketinggian 457 meter," demikian ditambahkan.
Pejabat China sebelumnya tidak membantah kapal AL TPR menembakkan sinar laser ke arah pesawat pengintai Australia, meskipun ABC mendapat informasi bahwa Beijing belakangan membantahnya.
Pada bulan Februari, Departemen Pertahanan China mengatakan AL TPR "menjalankan operasi yang aman, normatif dan profesional" serta menuduh pihak Australia telah menyebarkan "informasi palsu" dengan membuat "klaim yang tidak bertanggung jawab".
Australia akui misi pengintaian di Laut China Timur
Di saat kedua belah pihak saling melontarkan tuduhan, Departemen Pertahanan Australia telah mengkonfirmasi bahwa pesawat RAAF P-8 Poseidon baru-baru ini melakukan patroli pengawasan di Laut China Timur.
Menurut situs web pro-China yang menerbitkan materi militer dan melacak aktivitas di Laut China Selatan, sebuah pesawat pengintai Australia terlihat terbang keluar dari Pangkalan Udara Kadena Jepang pada 24 Februari, bergerak menuju daratan China.
Menanggapi pertanyaan tentang misi pengintaian ini, juru bicara Dephan mengatakan kepada ABC: "Patroli pengintaian maritim kami tidak diarahkan ke negara tertentu."
"Patroli pengawasan maritim Angkatan Bersenjata Australia (ADF) merupakan bagian dari penugasan rutin ke wilayah tersebut dan dilakukan menurut hukum internasional," katanya.
"Kegiatan patroli ini merupakan bagian dari kontribusi Dephan yang sudah berlangsung lama untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan itu," tambahnya.
Baca Juga: Jet F35 yang Jatuh di Laut China Selatan Pesawat Tercanggih Senilai Rp1,4 T
"Australia memiliki kepentingan besar dalam keamanan dan stabilitas jalur laut vital seperti Laut Cina Selatan," ujarnya.