Satu dari Enam Mahasiswa di Australia Mengalami Pelecehan Seksual

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 25 Maret 2022 | 11:49 WIB
Satu dari Enam Mahasiswa di Australia Mengalami Pelecehan Seksual
Ilustrasi pelecehan verbal terhadap pasangannya (Unsplash.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Universities Australia meminta maaf kepada penyintas pelecehan seksual menyusul laporan sektor pendidikan tersebut yang baru dirilis pekan ini.

Sebuah survei dilakukan Pusat Penelitian Sosial (NSSS) untuk menyelidiki seberapa besar jumlah pelecehan seksual di 39 universitas Australia.

Ditemukan satu dari enam mahasiswa mengalami pelecehan seksual di tahun pertama kuliah. Temuan lainnya adalah satu dari 12 mahasiswa mengalaminya dalam 12 bulan terakhir.

Laporan tersebut juga mengungkap bagaimana penyintas tidak mengetahui bagaimana cara melaporkan penyelewengan seksual kepada institusi terkait.

Dalam pernyataannya, Ketua Universities Australia John Dewar mengatakan hasil dari Survei tersebut"menyedihkan, mengecewakan, dan menakutkan".

"Atas nama Universities Australia dan 39 anggotanya, saya mohon maaf," ujar Profesor Dewar.

"Bagi setiap mahasiswa universitas yang telah menjadi korban pelecehan seksual, atau punya teman, keluarga, atau orang tersayang yang mengalaminya, saya mohon maaf."

Ia menyampaikan simpatinya atas apa yang dialami para penyintas, dan bagaimana pelecehan ini mempengaruhi hubungan, kesehatan mental, pendidikan, dan hidup mereka.

Siapa yang banyak mengalaminya?

Laporan tersebut memuat tren soal siapa yang kemungkinan besar dapat menjadi korban pelecehan seksual, serta di mana kemungkinan besar pelecehan akan terjadi.

Baca Juga: Selebgram Citra Andy Ngaku Alami Penganiayaan dan Pelecehan Seksual, Suami Olla Ramlan Terseret

Siswa perempuan, transgender, dan siswa non-biner memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami penyelewengan seksual di universitas dalam 12 bulan terakhir dibandingkan siswa pria.

Sama halnya dengan siswa berorientasi seks panseksual, biseksual, gay, atau lesbian, serta siswa yang lebih muda, yakni di usia 18-21 tahun.

Kemungkinan siswa difabel untuk dilecehkan secara seksual juga tinggi, seperti diakui 13,7 persen dari responden.

Menurut laporan tersebut, 85 persen pelaku pelecehan seksual adalah pria, dan satu dari 20 di antaranya adalah staf universitas.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa peristiwa ini cenderung terjadi di klub dan acara sosial, akomodasi siswa, dan dalam sedikit kasus, rumah pribadi.

Jumlah pelecehan seksual beragam di setiap institusi, namun Australian National University (ANU) di Canberra memiliki jumlah terbanyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI