Australia mengkhawatirkan Cina bisa melakukan hal serupa di Kepulauan Solomon.
Canberra menyatakan, pihaknya menghormati keputusan jirannya itu, namun mengimbau negara-negara lain untuk waspada.
"Mereka ingin membangun pelabuhan militer di Papua Nugini. Mereka sudah punya satu di Sri Lanka, dan mereka tentu saja akan mencari wilayah lain untuk membangun infrastruktur serupa,” kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, dalam wawancara dengan Sky News.
"Keberadaan militer Cina di Kepulauan Solomon akan mendorong Australia memperkuat armadanya di kawasan", imbuh menhan Australia itu.
Republik yang terdiri atas enam pulau besar itu terletak pada posisi strategis dan menjadi gerbang bagi Australia menuju kawasan timur dan utara Pasifik.
"Cina menjadi sangat agresif. Taktik yang mereka gunakan terhadap negara-negara kepulauan kecil patut diwaspadai,” ujar Dutton.
Kementerian Luar Negeri Cina Kamis (31/3) kemarin merilis pernyataan menepis kekhawatiran Canberra dan negara Oseania lain.
"Kerjasama keamanan Cina dan Kepulauan Solomon tidak membidik pihak ketiga dan tidak bertentangan dengan kepentingan negara lain,” tulis kemenlu di Beijing dalam sebuah keterangan pers.
Menurut bocoran rancangan naskah perjanjian, Cina bisa diminta untuk mengirimkan aparat kepolisian, personil militer dan angkatan bersenjata lain ke Kepulauan Solomon, "untuk membantu menegakkan ketertiban sosial.”
Baca Juga: Kepulaun Solomon-Cina Kerja Sama Militer, Australia-Selandia Baru Meradang
Pemerintah di Honiara juga mengizinkan kapal perang Cina menggunakan pelabuhannya untuk mengisi bahan bakar atau menutupi kebutuhan logistik lain. rzn/as (ap,rtr)