Suara.com - Berikut ini lima fakta tentang semburan lumpur panas yang terjadi di Desa Sibanggor Julu, Mandailing Natal, Sumatera Utara, Minggu (24/4/22). Peristiwa ini dilaporkan membuat 21 orang keracunan diduga akibat menghirup gas yang bocor.
Dilaporkan akun Twitter Advokasi Jaringan Tambang (JATAM) Nasional, semburan lumpur terjadi di sekitar Wellpad T milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP). Lumpur keluar disertai bau menyengat yang membuat warga mual, muntah hingga pingsan.
Dari apa yang disampaikan JATAM Nasional, ada 21 warga yang dilarikan ke rumah sakit. Mereka mendapat perawatan agar efek dari gas yang diduga mereka hirup tak sampai berakibat fatal.
Berikut ini fakta yang terjadi dari peristiwa tersebut, yang disaring dari berbagai sumber.
1. Terjadi di Wellpad T PT SMGP
Peristiwa semburan lumpur panas disertai gas Hidrogen Sulfida (H2S) terjadi pada Minggu pagi. Menurut keterangan Kepala BPBD Kabupaten Mandailing Natal, Edo Matondang, kejadian ini berlokasi dii sekitar Wellpad Tenggo milik PT SMGP.
Warga yang keracunan berada di sekitar Wellpad Tenggo tersebut. Semua memiliki gejala yang sama yakni mual dan muntah-muntah. Semua warga yang keracunan sudah dilarikan ke rumah sakit.
2. Bukan Kejadian Pertama
Aktivitas pengeboran panas bumi yang ada di Desa Sibanggor Julu sudah beberapa kali memberi dampak buruk bagi warga sekitar. Pada 25 Januari 2021 lalu, lima warga tewas dan puluhan lainnya mendapat perawatan.
Baca Juga: Kronologi Dugaan Kebocoran Gas PT SMGP di Mandailing Natal, Bukan Kali Pertama?
Para korban berjatuhan setelah pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi terjadi masalah. Kran master palep untuk mengalirkan panas bumi (fluida) yang dibuka pekerja bernama Deden Demawan justru mengeluarkan gas beracun.
Warga yang coba menutup kran tersebut pada akhirnya pingsan. Lima warga kemudian menjadi korban hingga nyawanya tak tertolong, yakni Sutarmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni dan Syahrani (14).
Peristiwa ini kemudian berulang pada 6 Maret 2022 lalu. Puluhan warga keracunan karena diduga menghirup gas Hidrogen Sulfida yang bocor. Untungnya, tak ada korban jiwa yang jatuh dalam kejadian tersebut.
3. Polda Sumut Terjunkan Tim Labfor
Guna mengetahui kronologi dari semburan lumpur panas yang disebut-sebut hingga setinggi 30 meter tersebut, Polda Sumatera Utara menerjunkan tim Labfor. Mereka diterbangkan menggunakan helikopter menuju lokasi.
Dari dugaan awal PT SMGP, warga keracunan karena menghirup gas Hidrogen Sulfida (H2S), sama seperti 6 Maret 2022 lalu. H2S keluar bersamaan dengan lumpur panas yang menyembur.