Presiden Joko Widodo sudah menegaskan soal masalah penolakan tiga periode. Hal ini ia nyatakan dalam Rapat Persiapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 pada Minggu (10/4/2022).
"Saya minta disampaikan kepada masyarakat, bahwa seluruh tahapan dan jadwal Pemilu dan Pilkada serentak itu sudah ditetapkan, saya kira semuanya sudah tahu bahwa Pemilu akan dilaksanakan 14 Februari 2024," tegas Jokowi dalam potongan videonya, seperti dikutip Suara.com dari akun Instagram @fakta.indo.
"Ini perlu dijelaskan jangan sampai nanti muncul spekulasi yang isunya beredar di masyarakat bahwa pemerintah tengah berupaya melakukan penundaan Pemilu atau spekulasi penambahan masa jabatan Presiden atau yang berkaitan dengan 3 periode," sambungnya lagi.

Hal serupa juga pernah dinyatakan oleh Kepala Staf Presiden, Moeldoko yang menegaskan bahwa wacana tiga periode bukan datang dari kalangan istana.
"Kalau itu persoalan bergelinding jangan melibatkan pemerintah. Kalau itu bergelinding di DPR itu urusan DPR. Pemerintah tidak pernah membicarakan sedikit pun tentang periode lah tentang perpanjangan lah no, never, sama sekali tidak ada," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Delapan Tokoh Suarakan Penundaan Pemilu
Wacana tiga periode dan penundaan pemilu mulanya berasal dari para tokoh-tokoh publik sendiri. Setidaknya ada delapan tokoh yang pernah suarakan penundaan pemilu.
1. Muhammad Qodari
Direktur Eksekutif lembaga survey Indo barometer, Muhammad Qodari yang juga dikenal sebagai pengamat dan analis politik membentuk Kominitas Jok-Pro 2024.
Baca Juga: Perempuan Kena Hujat Gegara Ngeluh Tetangga Gelar Nikahan Dangdutan Bikin Berisik
Komunitas itu bertujuan “mengawinkan” Joko Widodo dengan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres dan cawapres pada pilpres 2024.