Polemik Wagub Jabar Usul Poligami Jadi Solusi Cegah HIV/AIDS, Banyak Pihak Menentang

Rabu, 31 Agustus 2022 | 10:29 WIB
Polemik Wagub Jabar Usul Poligami Jadi Solusi Cegah HIV/AIDS, Banyak Pihak Menentang
Polemik Wagub Jabar Usul Poligami Jadi Solusi Cegah HIV/AIDS - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum [dokumentasi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Akun Instagram @indonesiafeminis menegaskan bahwa HIV/AIDS menular lantaran adanya perbuatan seks yang tak sehat seperti dengan tidak memakai alat kontrasepsi.

"Halo pak. Penyebab terjadinya angka infeksi IMS (Infeksi menular seksual) yang tinggi adalah karena tidak mempraktikan perilaku seks yang sehat yaitu menggunakan pengaman atau kondom," tulis akun Instagram @indonesiafeminis.

"Jadi kalau masalahnya tidak mau memakai kondom, maka kita harus menggalakkan penggunaan kondom baik untuk pasangan yang menikah dan tidak menikah," sambungnya.

Tanggapan DPR

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai apa yang disampaikan Uu itu mungkin bagi komunitas tertentu memang menjadi jalan keluar, namun tidak berlaku secara umum.

"Tetapi sebagian besar daripada rakyat kita kan mungkin berpandangan lain bahwa justru seharusnya soal kepercayaan terhadap agama itu diperkuat, sehingga kemudian ya solusinya yang dilarang agama kan tidak boleh dilakukan," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan.

Dengan begitu, lanjutnya, tidak perlu lagi diberikan solusi poligami dan lain sebagainya. Dasco juga meminta agar Uu tidak mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi di tengah suasana seperti sekarang ini.

Dokter Spesialis Ungkap Poligami Bukan Solusi

Mengetahui pernyataan Wagub Jabar, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Hematologi-Onkologi (kanker) Prof. Zubairi Djoerban mengungkapkan jika poligami bukanlah sebuah cara yang tepat untuk menangani HIV/AIDS.

Baca Juga: Wagub Jabar Bilang Poligami Solusi Tekan HIV/AIDS Cuma Naikin Popularitas, Bikin Polemik Publik

Menurut Prof. Zubairi, jika poligami tetapi masih tidak setia dan melakukan aktivitas seksual secara bebas atau narkotika, kemungkinan penularannya juga masih terbilang tinggi. Oleh karena itu, menurutnya, hal ini tergantung dengan orang tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI