"Kalau Anda melihat sekeliling, semuanya sudah jadi villa."
Namun menurutnya tidak hanya sawah yang terancam keberadaannya di Bali.
"Kebudayaan Bali dan kepercayaannya serta semua agama yang dianut warganya, yang di Bali sangatlah kuat sudah menghilang sejak villa ini dibangun," ujarnya.
"Tanah suci dan pohon suci pun sudah mulai diganti atau ditebang."
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh warga Bali sendiri, I Wayan Suarsana misalnya, yang merupakan Bendesa Adat Canggu.
"Saya khawatir kebudayaan kita akan terkikis," katanya.
"Masyarakat kami sudah sangat terekspos dengan pengaruh luar dan kami khawatir anak-anak kami akan terlepas dari kebudayaannya sendiri."
Namun Wayan mengatakan pembangunan tidak dapat dihindari dan ingin menangani masalah ini dengan menjalankan program kebudayaan mereka.
Petisi memperketat aturan bagi bar malam di Bali
Sekelompok warga Bali menolak kedatangan 'digital nomad', termasuk beberapa di antaranya pemilik hotel di Canggu.
Baca Juga: Bukan Cuma Tujuan Wisata, Bali Juga Siap Jadi Pusat Industri Kesehatan Kelas Dunia
Lebih dari 7.000 orang juga telah menandatangani petisi yang mengeluhkan perilaku tidak hormat dan berisik yang dikaitkan dengan semakin banyaknya bar malam baru yang banyak diminati turis.
Pembuat petisi tersebut meminta agar Pemerintah Bali, juga Presiden Jokowi dan Menparekraf Sandiaga Uno mengambil langkah untuk menjaga warisan kebudayaan setempat.
Selain itu, mereka juga meminta agar sebuah aturan yang melarang keributan di atas jam 10 malam dan denda bagi mereka yang bertindak sewenang-wenang.
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan ABC News dalam bahasa Inggris