Fernando mengakui jika AHY memang memiliki modal mentereng sebagai ketua umum partai serta mantan militer. Namun dua faktor itu tetap dinilai tidak cukup mempengaruhi rakyat untuk mendukungnya di Pilpres 2024.
"Kalau kita lihat secara elektabilitas memang AHY ini kan sangat tidak membantu untuk bisa berpasangan dengan Anis. Tapi ada satu nilai jual AHY yaitu sebagai mantan militer," aku Fernando.
"Tetapi kan sangat kurang menjual juga karena dari segi pangkat maupun jabatan di militer sangat-sangat diragukan dilakukan oleh masyarakat di Indonesia," tambahnya.
Selanjutnya Fernando menilai AHY dari kriteria kedua yang diisyaratkan Anies. Dalam kriteria kedua ini, Anies membutuhkan sosok yang dapat membantu memperkuat stabilitas koalisi.
Lagi-lagi, ia menilai pasangan Anies-AHY tidak cocok secara hitungan politik. Ini karena akan terjadi gesekan antar sesama partai politik.
"Sebenarnya kalau saya lihat dari apa yang disampaikan oleh Anis itu dalam hitung-hitungan politik seharusnya pas, karena apa yang dibutuhkan oleh Anies itu tentu bukan tokoh partai politik," papar Fernando.
"Anies kan non Parpol ketika di deklarasikan oleh Nasdem, tentu akan membangun koalisi ketiga parpol itu Nasdem, PKS dan Demokrat tentunya Anis harus berpasangan dengan non parpol juga supaya kesepakatan ketiga parpol itu bisa tercapai," sambungnya.
Terakhir, Anies sempat mengatakan membutuhkan pasangan yang bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif. Kriteria ini pun, kata Fernando, tidak cocok dengan sosok AHY yang belum memiliki pengamalam di pemerintahan.
"AHY belum memiliki pengalaman sebagai pejabat publik sehingga sangat diragukan akan mampu melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik," jelas Fernando.
Baca Juga: Koar-koar Radikalisme Naik Jelang Pemilu 2024, KSP Moeldoko Dinilai Lupa Diri!
"Hal tersebut semakin dapat dibuktikan ketika tidak mampu mengelola Partai Demokrat dengan baik yang menyebabkan kegaduhan di internal Demokrat dan terjadi beberapa kader di daerah mengundurkan diri," tegasnya.