"Menurut saya, ada upaya yang dilakukan secara sistemik dan sengaja untuk merusak hubungan yang sudah terjaga sedemikian rupa," beber Paloh.
Saking cintanya dengan Jokowi, di akhir pidato, Paloh meminta kadernya mendoakan mantan Wali Kota Solo itu, agar bisa melaksanakan tugasnya hingga akhir masa jabatan dan masih mau bersahabat dengan NasDem.
"Kita mendoakan agar kepemimpinan Presiden Jokowi seorang sahabat yang lebih dari sekedar sahabat, yang saya kenal, tetaplah Joko Widodo sebagai sahabat bagi Partai NasDem," terangnya.
Diketahui, pada perayaan HUT NasDem kali ini, Jokowi tidak hadir. Jokowi sendiri sedang berada di Kamboja mengikuti KTT ASEAN. Selain tidak hadir, ternyata Jokowi juga belum memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk NasDem.
“Jujur saja, Pak Jokowi belum sempat mengucapkan itu," ungkap Paloh.
Paloh mengaku, tak mengetahui alasan Jokowi belum mengirimkan video ucapan selamat. Namun, Paloh juga mengerti kesibukan Jokowi.
Hubungan Jokowi-Paloh Retak?
![Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh akhirnya berpelukan dalam acara HUT ke-8 Partai Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019) malam. [Suara.com/Muhammad Yasir]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/11/11/12350-jokowi-dan-surya-paloh-pelukan-2.jpg)
Kondisi ini makin memperlihatkan jika hubungan NasDem dan Jokowi retak. Meskipun tidak terlihat keretakannya, tapi bisa dibaca oleh umum. Misalnya, saat Jokowi menolak pelukan Paloh di acara HUT Golkar. Dia juga menyinggung deklarasi capres yang semborono. Selain itu, Jokowi bicara soal reshuffle usai NasDem deklarasikan Anies.
Ketua DPP NasDem, Sugeng Suparwoto membantah hubungan NasDem dan Jokowi retak. Menurut dia, hubungan antara NasDem, Paloh dan Jokowi baik-baik saja, sekalipun Jokowi tidak hadir bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun ke NasDem.
"Sama sekali tidak (kecewa). Atas kedewasaan kita dalam berinteraksi, baik kapasitas Pak Jokowi sebagai presiden yang diusung oleh NasDem, maupun hubungan personal antara Pak Jokowi dengan Pak Surya Paloh sebagai Ketum NasDem," tukas Sugeng.
Lalu apa penilaian pengamat soal hubungan NasDem dengan Jokowi? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menduga, Paloh telah menyadari Jokowi sedang menjauh dengan partainya.
"Namun, di sisi lain Jokowi tidak punya keberanian mengamputasi NasDem dari kabinet. Bagaimana pun, NasDem punya kekuasaan untuk tetap dipertahankan Pemerintah," tukas Dedi.
Dia bilang, ekspresi retaknya hubungan Jokowi ke NasDem mulai banyak mengemuka. Misalnya Jokowi secara terang-terangan melontarkan dukungan ke Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Padahal hanya dua tokoh yang saat ini telah dideklarasikan sebagai capres, Anies dan Prabowo.