Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Dikenal Tertutup, Ini Faktor Rudyanto Ogah Bertetangga Versi Ahli

Senin, 14 November 2022 | 15:36 WIB
Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Dikenal Tertutup, Ini Faktor Rudyanto Ogah Bertetangga Versi Ahli
Petugas Polsek Kalideres melakukan olah TKP di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

Suara.com - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri mengatakan satu keluarga yang ditemukan meninggal di kediamannya, Kalideres, Jakarta Barat tidak serta merta dapat dikaitkan dengan ketertutupan dan keengganan mereka bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya.

Reza menegaskan keengganan bersosialisasi para korban yang diungkap kepolisian, tidak dapat dikambing hitamkan.

"Dengan kata lain, kita tidak bisa dalam tanda kutip mengkambinghitamkan, serta merta jika warga yang enggan bersosialisasi sebagai masalah. Tapi boleh jadi cara beradaptasi yang bersangkutan terhadap situasi justru bermasalah," kata Reza lewat sebuah video yang dikirimkannya, Senin (14/11/2022).

Menurutnya, rumah korban yang selalu tertutup dengan pagar yang tinggi, bisa jadi sebagai bentuk adaptasi mereka dengan lingkungan tempat tinggalnya. Keengganan bersosialisasi disebutnya adalah akibat.

"Akibat apa? Sekali lagi mari kita bicara tentang bentuk pagar di perumahan itu. Jadi pertanyaan, kenapa pagar harus setinggi itu. Apakah warga atau sebagian warga menganggap kampung mereka bukanlah kampung yang aman?" kata Reza.

"Kalau mereka merasa kampung mereka bukan kampung yang aman, di situ rawan kejahatan, maka menurut saya masuk akal juga jika warga memilih untuk enggan bersosialisasi. Enggan membuka pagar terlalu sering. Enggan untuk memasang atau membangun pagar dalam ukuran rendah," sambungnya.

Dalam kasus ini, pagar yang tinggi dan keengganan bersosialisasi menurut Reza menjadi penyebab para korban ditemukan setelah diduga meninggal sejak tiga minggu sebelumnya.

Baca Juga: Kasus Kematian Sekeluarga, Pemkot Evaluasi RT RW di Kalideres untuk Aktif Bangun Interaksi Warga

"Saya belum bisa membangun asumsi apa pun terkait keenganan bersosialisasi dengan kematian. Saya belum bisa berspekulasi soal itu," ujarnya.

"Tapi pagar yang sedemikian tingggi keengganan mereka bersosialisasi itulah yang menyebabkan mereka terlambat ditemukan oleh warga, dan pihak kepolisian," sambungnya.

Di sisi lain, terkait temuan kepolisian para korban meninggal karena kelaparan atau tidak makan, tidak serta merta dapat menuntaskan kasus ini. Kepolisian harus lebih jauh lagi mendalami kelaparan yang berujung satu keluarga meninggal.

Reza memaparkan pada peristiwa kematian digolongkan empat faktor penyebabnya, yaitu secara alamiah, karena faktor usia atau penyakit. Kecelakaan seperti tersengat listrik atau terjatuh. Lalu bunuh diri dan karena pembunuhan.

"Persoalannya adalah, karena dalam perkara ini ada 4 orang yang meninggal dunia, maka kita sebenarnya tidak bisa menarik kesimpulan tunggal. Bahwa ada satu faktor yang berlaku menjadi penyebab kematian bagi seluruh jenazah tersebut," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI