Merujuk pada jurnal Unpad “Tektonik Sesar Cimandiri, Provinsi Jawa Barat” yang ditulis oleh Iyan Haryanto dan kawan-kawan, lokasi Sesar Cimandiri terbagi menjadi dua letak struktur, di antaranya yaitu:
- Segmen bagian barat: membentang mulai dari Pelabuhan Ratu sampai dengan Perbukitan Walat
- Segmen bagian timur: membentang mulai dari perbatasan Sukabumi dan Cianjur hingga mencapai Gunung Tangkuban Perahu (Bandung Utara).
Jalur Sesar Cimandiri melintasi Perbukitan Jampang, Perbukitan Warungkiara, Perbukitan Walat, dan Perbukitan Rajamandala.
BMKG pun menjelaskan alasan gempa Cianjur bersifat merusak. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mulanya menjelaskan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, merupakan dalam kawasan seismik aktif dan kompleks yang menyebabkan rawan dan sering terjadi gempa.
Disebutkan bahwa wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks, membuat kawasan tersebut kerap terjadi gempa.
Tidak hanya rawan gempa, Daryono juga menjelaskan, wilayah tersebut juga cenderung sering terdampak gempa dangkal. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa sesar-sesar yang ditemukan pada wilayah tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, kompleksitas tektonik ini memicu dan berpotensi terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
Fakta tektonik menjadikan kawasan tersebut menjadi rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal.
Oleh sebab itulah, dampak gempa Cianjur 21 November 2022 bersifat merusak. Daryono menjelaskan bahwa gempa dangkal dengan kekuatan magnitudo 4-5 bisa merusak secara signifikan.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Pertamina Gerak Cepat Salurkan Bantuan Sembako hingga Kirim Tim Medis untuk Korban Gempa Cianjur