Pele, 'King Beautiful Game' dan Ikon Budaya

Jum'at, 30 Desember 2022 | 09:19 WIB
Pele, 'King Beautiful Game' dan Ikon Budaya
Pele Memakai Jersey Timnas Brazil (Instagram/@pele)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Dia adalah kunci kebanggaan orang kulit hitam di Brasil, tetapi tidak pernah ingin menjadi pembawa bendera,” tambahnya.

Kediktatoran militer di Brasil pada 1964-1985 tercatat telah menyiksa dan membunuh lawan-lawannya di Brasil. Kala itu, Pelé menjadi sorotan karena berfoto dengan para pemimpin pemerintahan dan berkata mereka tahu apa yang terbaik.

Saat Pelé mencetak gol yang dianggapnya sebagai gol ke-1.000 dalam kariernya pada tahun 1969, dia memohon kepada pihak berwenang "untuk merawat anak-anak kecil". Namun, dia tidak menyalahkan mereka atas kemalangan yang terjadi.

Pelé mengatakan dalam film dokumenter tahun 2021 bahwa dia merasakan tekanan dari Presiden Emilio Medici untuk bermain di Piala Dunia di Meksiko 1970. Alhasil, ia terpaksa melakukannya, meskipun hatinya ingin keluar dari tim nasional setelah penampilan buruk Brasil pada tahun 1966.

Tetap saja, sang bintang memukau dunia untuk terakhir kalinya di pesta olahraga terbesar itu. Gelar Piala Dunia ketiga pun datang untuk Brasil dan Pelé.

Kala itu, Pelé dan setiap pemain Brasil lainnya menerima Volkswagen dari sekutu diktator saat tiba dari Meksiko. Tidak ada pemain Brasil yang menolak hadiah tersebut. Tetapi Pelé dikritik paling keras mengingat status pahlawannya.

“Saat itu saya tidak ingin menjadi Pelé,” katanya. "Kami tahu banyak hal yang sedang terjadi di negara ini."

Pelé pensiun dari tim nasional Brasil pada tahun 1971. Tiga tahun kemudian, ia meninggalkan klub masa kecilnya Santos dan pindah ke Amerika Serikat untuk bermain untuk New York Cosmos, setelah dibujuk oleh Sekretaris Negara ASHenry Kissinger.

Selama tahun-tahun itu, Pelé aktif berbicara tentang cinta, merawat anak-anak, dan menghentikan perang. Pemain Brasil itu menyelesaikan karier sepak bola profesionalnya pada tahun 1977 dan pulang ke negaranya, saat demokrasi kembali.

Baca Juga: Meninggal Dunia, Berikut Fakta-fakta Pele yang Jarang Diketahui

Hubungan enam tahun Pelé dengan pembawa acara TV populer Xuxa Meneghel juga mendongkrak ketenaran pasca-sepak bolanya secara nasional pada awal 1980-an.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI