SBY Tidak Percaya Pemimpin Harus Dipersiapkan Secara Khusus, Sindiran Halus Buat Jokowi?

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 13 Januari 2023 | 07:19 WIB
SBY Tidak Percaya Pemimpin Harus Dipersiapkan Secara Khusus, Sindiran Halus Buat Jokowi?
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berada di Kawasan Baturraden, Kabupaten Banyumas pada Rabu (11/1/2023) malam. [Suara.com/Anang Firmansyah]

Suara.com - Presiden Keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, bahwa seorang pemimpin harus dipersiapkan khusus oleh pihak-pihak tertentu.

Bahkan, ia mencontohkan, saat mendekati akhir masa jabatannya tidak mempersulit tokoh atau individu yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden.

"Kalau saya, saya ini percaya bahwa akan lahir pemimpin-pemimpin baru di negeri ini. Saya nggak percaya pemimpin itu harus dipersiapkan secara khusus oleh pihak-pihak tertentu," katanya seperti dikutip SuaraJawatengah.id saat kunjungan ke Purwokerto mengawal tim voli LaVani pada Rabu (11/1/2023) malam.

Tak hanya itu, ia menilai negara sudah terlampau jauh jika harus menyiapkan keberlanjutan pemimpin yang diinginkan oleh pihak tertentu.

"Negara harus memberikan peluang dan ruang yang sama, yang adil tidak boleh negara masuk terlalu jauh sehingga menganggu fairness keadilan bagi siapapun yang akan mencalonkan," ujarnya.

Lebih lanjut, ia beranggapan negara tidak berhak untuk mencampuri terlalu jauh sosok yang saat ini sedang ingin berkompetisi, untuk meningkatakan kapabilitas dan elektabilitas. Sebab menurutnya, Pemilu milik rakyat

"Yang berdaulat rakyat. KPU sifatnya penyelenggara, jadi yang punya hajat Rakyat Indonesia. Mereka punya hak memilih dan memilih," ujarnya.

Selain itu, ia mengemukakan, jika negara harus memberikan peluang kepada siapapun dalam pemilu, baik dipilih maupun memilih tanpa ada hambatan.

"Negara kita harus memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin menggunakan hak dipilih maupun memilh. Sehingga keseluruhan perangkat di negeri ini semua harus membikin pemilu berjalan jujur dan adil," lanjutnya.

Baca Juga: SBY Bersama Anggota Majelis Tinggi Demokrat Berkumpul Tiga Hari di Pacitan, Bahas Peluang Duet Anies-AHY?

Lebih lanjut, ia mencontohkan saat dirinya di penghujung masa jabatan, tidak lantas mempersulit siapapun yang ingin mencalonkan diri menjadi calon presiden.

"Kalau ditanya saya misalkan, apakah dulu waktu menjelang mengakhiri masa jabatan sebagai presiden jatuh tempo terus saya harus mempersiapkan ABCD? Kan tidak." tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam menghadiri HUT sejumlah partai kerap mengingatkan agar parpol memilih capres secara teliti.

Dalam HUT ke-50 PDIP misalnya, Jokowi memuji Megawati Soekarnoputri yang masih mencermati calon presiden yang akan diusung partai berlambang banteng moncong putih.

"Bu Mega dalam memutuskan betul-betul sangat hati-hati, betul-betul tenang dan tidak 'grusa-grusu' seperti yang lain-lainnya. Didesak-desak dari manapun tidak goyah meski namanya sudah di kantong-nya bu Mega," ujarnya.

Pada HUT ke-8 Perindo, Jokowi tak lupa mewanti-wanti kepada parpol untuk tidak sembarangan memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Pesan tersebut selalu ia sampaikan karena penggantinya di 2024 nanti harus memimpin ratusan juta rakyat Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI