Apa Itu Mud Volcano? Fenomena Munculnya Pulau Baru Usai Gempa Magnitudo 7,5 di Maluku

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 13 Januari 2023 | 11:09 WIB
Apa Itu Mud Volcano? Fenomena Munculnya Pulau Baru Usai Gempa Magnitudo 7,5 di Maluku
Fenomena munculnya pulau baru di di Desa Teinaman kecamatan Wuarlabobar Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). ANTARA/ Dokumentasi warga

Suara.com - Peristiwa gempa magnitudo 7,5 yang terjadi di Maluku beberapa waktu lalu menyisakan sebuah peristiwa alam yang tidak biasa.

Sebuah ‘pulau baru’ muncul  di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Tanimbar usai gempa berkekuatan tinggi itu menerjang. Warga sekitar kabupaten itu pun dibuat terheran-heran dengan kemunculan pulau misterius tersebut.

Belakangan, pulau baru itu disebut-sebut dengan istilah mud volcano.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ikut angkat bicara. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, mud volcano merupakan fenomena alam biasa yang bisa terjadi usai gempa kuat.

"Sebenarnya peristiwa alam semacam ini merupakan fenomena alam biasa yang dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai 'mud volcano'. Gunung lumpur (mud volcano) ini terkadang muncul di permukaan beberapa saat pasca terjadinya gempa kuat," jelas Daryono kepada awak media.

Ia juga menjelaskan, mud volcano biasanya tidak akan bertahan lama dan perlahan akan hilang dengan sendirinya.

Lantas apa itu sebenarnya mud volcano? Berikut ulasannya.

Ensiklopedia Britannica pernah mengulas mengenai fenomena mud volcano. Dalam ensiklopedi itu disebutkan mud volcano adalah berupa gundukan lumpur yang terangkat sedimen di atasnya.

Menurut ensiklopedi itu, mud volcano seringkali muncul di lokasi yang merupakan titik lemah’ kerak bumi, di sepanjang patahan.

Baca Juga: Peneliti TNI AL Akan Teliti Pulau Baru yang Muncul Usai Gempa Maluku

Menurut Daryono, proses pembentukan mud volcano bermula ketika ada cairan gas bawah tanah yang terjebak didalam lapisan sedimen.

"Secara fisis, tekanan di dalam lapisan kulit Bumi terakumulasi ketika cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar akibat terjebak dalam lapisan sedimen," jelasnya Daryono.

Saat material itu terperangkap, lanjut Daryono, maka terjadilah pengendapan sedimen yang sangat cepat atau overpressure.

"Material lunak ini terperangkap yang kemudian dapat menjadi overpressure jika ditekan oleh gaya tektonik atau karena adanya masukan guncangan gempa kuat sebagai 'input motion'," sambungnya.

Ia menambahkan, tekanan tersebut lalu menyebar ke luar saat tekanan di lapisan yang lebih dalam terjadi pengenduran.

Alhasil, ‘pulau’ baru pun terbentuk di permukaan akibat cairan dan gas dalam bumi menemukan jalan keluar melalui rekahan batuan yang terbentuk karena terjadi gempa kuat sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI