Dari keempat pelaku 2 di antaranya merupakan narapidana (napi). Kedua narapidana ini mengendalikan proksi ekstasi rumahan tersebut dari dalam lembaga pemasyaraktan (lapas).
"Dari 4 tersangka ini, ada 2 di antaranya adalah napi yang atas kerja sama yang baik aparat kepolisian dengan Ditjen Pemasyarakatan sehingga 2 napi yang masih menjalani hukuman dapat kita amankan," katanya.
Dalam memproduksi ekstasi ini, tersangka SP berperan sebagai peracil ekstasi. Dalam meramunya, SP menggunakan sejumlah obat-obatan sampai spidol.
Ekstasi yang sudah jadi ini kemudian diedarkan menggunakan jasa ojek online (ojol).
Dalam kasus ini, penyidik menyita barang bukti sebanyak 146 butir ekstasi berbagai logo dan 349 gram serbuk ekstasi dari tersangka SP, 37 gram tembakau sintesis dari tersangka MR, peralatan kitchen lab, dan alat komunikasi.
Keempat tersangka dijerat Pasal 119 ayat 2 Juncto Pasal 132 ayat 1 UU 35/2009, subsider Pasal 118 Juncto Pasal 132 tentang Penyalahgunaan Narkotika dengan ancaman hukumannya pidana mati.