Suara.com - Zakat fitrah termasuk salah satu dari ajaran Islam yang secara pasti telah diketahui secara umum, sehingga jika kewajibannya diingkari, maka menyebabkan orang yang ingkar menjadi kufur. Lantas kapan bayar zakat fitrah dilakukan?
Simak jawaban tentang kapan bayar zakat fitrah berdasarkan penjelasan dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya berikut.
Perlu diketahui bahwa sesungguhnya kewajiban zakat telah ditetapkan oleh beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah firman Allah SWT yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka”, (QS At-Taubah: 103).
Sebelum membayar zakat, seseorang hendaknya berusaha untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang zakat agar bisa melaksanakannya sesuai dengan prosedur syariat. Termasuk mengenai kapan bayar zakat fitrah yang tepat.
Kapan Bayar Zakat Fitrah Menurut Buya Yahya
Dilansir dari sebuah tayangan di akun YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 21 Juni 2019, Buya Yahya menjelaskan mengenai kapan zakat fitrah boleh diberikan.
"Di dalam mazhab kita Imam Syafi'i, ada waktu yang diizinkan kita membayar zakat fitrah. Karena orang yang membayar zakat fitrah syaratnya ada dua, dia menemui bulan Ramadhan dan dia menemui hari raya bulan Syawal."
"Maka di saat seseorang sudah menemui Ramadhan dia belum menemui Syawal, sudah menemui salah satu syaratnya. Maka dalam mazhab Imam Syafi'i kita boleh membayar sakat dari awal Ramadhan", jelas Buya Yahya.
Berdasarkan penjelasan Buya, waktu yang paling tepat atau sunnah membayar zakat fitrah adalah sebelum sholat hari raya Idul Fitri. Tujuannya, agar manfaatnya betul-betul dirasakan di hari itu.
Baca Juga: Catat! Ini Besaran Zakat Fitrah di Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 1444 H/2023
"Agar orang fakir ikut berhari raya tidak sibuk mencari makan. Terlambat sampai hari raya, hukumnya makruh. Sampai sholat didirikan, hukumnya makruh. Sampai terbenam matahari itu makruh, tapi makruh tetap wajib membayar. Keluar dari waktu maghrib, haram, jadi hutang tetap wajib membayar, haramnya haram dosa. Itu dalam mazhab Imam Syafi'i", Buya Yahya menambahkan.