“Intinya, kami tidak sendirian. Semua pihak tengah membangun model bisnis baru yang tepat untuk mereka masing-masing," kata Sibley.
Bisnis event organizer
Sibley mengatakan, manajemen berupaya mengembangkan bisnis TIME, terutama melalui acara-acara serta event organizer.
Misalnya, tahun lalu, TIME memperluas pengadaan acara TIME100 Impact Awards hingga ke Dubai, Uni Emirat Arab.
Ia menyiratkan, arah bisnis TIME ke depan akan beralih ke sumber berbeda dari yang dibangun selama 1 abad ke belakang.
“Kami akan lebih banyak berkecimpung dalam bisnis pengorganisasian acara (event organizer) serta lisensi merek secara global.”
Perusahaan, kata dia, memiliki fleksibilitas untuk bereksperimen dengan strategi langganan baru.
"Kami tahu bahwa dalam bisnis media, selalu mencari model baru dan melanjutkan transformasi digital dan perjalanan inovasi kami," kata Sibley.
Bagian dari proses itu termasuk "memahami perilaku konsumen dan memastikan bahwa kami bergerak ke arah yang benar dengan bagaimana konsumen terlibat dalam konten," tambahnya.
Baca Juga: Menghadapi Tantangan Era Informasi Palsu: Menjaga Kredibilitas Media Massa
Selain melalui acara-acara, TIME juga mengembangkan bisnis video. Kekinian, TIME Studios—divisi TV dan film perusahaan—menghasilkan sekitar 25 persen dari pendapatan korporat.