Awalnya, Rudy merasa sangat syok ketika melihat kondisi David yang sudah tergeletak usai dihajar oleh Mario. Dia bersama istrinya Natalia Puspitasari mendatangi lokasi David dianiaya.
"Saya ingat kejadiannya begitu melihat David, saya syok begitu. Istri saya teriak 'bawa David ke rumah sakit', terus sekuriti bilang 'ambil mobil, ambil mobil'," kata Rudy di ruang sidang PN Jaksel, Selasa.
Melihat kondisi David yang sudah tidak berdaya, Rudy pun berpikiran untuk menghajar balik Mario.
"Jadi gini Yang Mulia, kenapa saya syok, sebagai laki-laki saya mau ambil keputusan antara hajar pelaku atau hukum pilihannya," kata Rudy.
Rudy juga merasa tidak tega melihat wajah David yang sudah berlumurah darah. Namun begitu, niat menghajar Mario Dandy urung dilakukan.
"Jadi karena mungkin umur saya 50, jadi kita ambil posisi negara ini negara hukum. Saya nggak tega lihat David berdarah semua mukanya," lanjut Rudy.
Kepada hakim, Rudy mengaku sedih melihat kondisi David. Terlebih postur badan Mario memang lebih besar dibandingkan David.
"Saudara sedih?" tanya hakim.
"Saya sedih, saya sedih. Saya tidak bilang sosoknya siapa, dia perlakukan badan lebih kecil gitu," kata Rudy.
Baca Juga: Kondisi Terkini David Ozora, Korban Penganiayaan Keji Mario Dandy: Baru Bisa Jalan Selama 8 Menit
Rudy bercerita sekuriti yang ada di lokasi mencegahnya memukul balik Mario.
Sekuriti memintanya untuk segera mengambil mobil dan membawa David ke rumah sakit.
"Jadi saya sempat dihalangi,mencegah saya supaya tidak mukul beliau (Mario)," katanya.
Dalam perkara ini, jaksa mendakwa Mario dengan Pasal 353 ayat 2 KUHP dan Pasal 355 ayat 1 tentang penganiayaan berat.
Sementara, Shane didakwa dengan Pasal 353 ayat 2 KUHP dan Pasal 355 ayat 1 tentang penganiayaan berat subsider kedua Pasal 76 C Pasal 80 Ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.