Namun, anggaran itu ternyata banyak dihabiskan untuk perjalanan dinas, menggelar rapat, dan kegiatan pengembangan yang tidak jelas.
"Minggu lalu saya cek di APBD dari Mendagri (Menteri Dalam Negeri), saya bilang coba saya mau lihat 10 miliar itu katanya untuk stunting. Ternyata pas dilihat perjalanan dinas Rp 3 miliar, gelar rapat Rp 3 miliar, penguatan pengembangan apa-apa bla bla bla itu sampai Rp 2 miliar,” sindirnya.
4. Sebut program yang dibuat absurd
Jokowi juga turut menemukan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang tidak benar saat menganggarkan. Pada akhirnya, program dan kegiatan yang dirancang justru absurd dan tidak jelas.
“Nanti dana sisa sekitar 600 juta itu juga masih muter-muter di situ saja. Dibuatlah program pemberdayaan, pengembangan, istilah-istilah yang absurd, jelas enggak konkret,” lanjut Jokowi.
5. Minta program yang jelas dan konkret
Melihat situasi yang semakin mengkeruh karena optimalisasi APBN yang tak kunjung terealisasi, Jokowi pun meminta agar program dan alokasi yang digunakan dapat dibuat secara jelas tanpa embel-embel program yang tidak konkret.
“Langsung ajalah (buat program). Itu untuk modal kerja, untuk beli mesin produksi, untuk marketing, ya kalau pengembangan UMKM kan mestinya itu, untuk pameran, jelas,” katanya.
Kontributor : Dea Nabila