Indonesia Raih 11 Emas dan 7 Perak pada Asia Arts Festival 2023 di Singapura

Kamis, 20 Juli 2023 | 22:32 WIB
Indonesia Raih 11 Emas dan 7 Perak pada Asia Arts Festival 2023 di Singapura
Gandrung Dance Studio di bawah asuhan Rosmala Dewi mengirimkan 28 penarinya untuk berlaga di beberapa kategori. [Dok]

Suara.com - Sanggar Tari Gandrung dance Studio Jakarta dan UKM Rampoe Fakultas Ilmu Budaya UGM meraih 11 piala emas dan 7 Perak dalam Festival Seni Asia (Asia Arts Festival) ke-10.

Delegasi dari Indonesia itu meraih prestasi pada festival yang digelar di Auditorium Seni School of the Arts (SOTA) – Singapura pada 11-15 Juli 2023 itu.

Selain emas dan perak, tim Rampoe UGM juga terpilih untuk tampil secara khusus pada Gala Penutupan Festival sebagai The Best Folk Dances Category 10th Asia Arts Festivals 2023.

Penampilan istimewa itu dilakukan di hadapan para dewan juri serta undangan dari kalangan pemerintah, kedutaan besar, dan lembaga kebudayaan di Singapura.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa, PhD mengungkapkan rasa bangganya atas partisipasi dan keberhasilan delegasi Indonesia pada festival ini. Terlebih, delegasi Indonesia membawakan tarian tradisi Indonesia yang sangat beragam.

"Gandrung Dance Studio dan UKM Rampoe UGM menjadi duta budaya Indonesia yang menunjukkan keberagaman budaya kita. Mereka menjadi pembeda diantara para peserta lain yang tampil dengan seni kontemporer," kata Satrya dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).

"Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa seni tradisi Indonesia tetap diminati kalangan muda Indonesia dan punya kesempatan besar untuk berjaya di tingkat dunia," lanjutnya.

Dia menyatakan, Kemendikbudristek dan KBRI Singapura juga mendukung secara komsisten usaha-usaha untuk melestarikan kebudayaan dan seni tradisi Indonesia.

Gandrung Dance Studio dibawah asuhan Rosmala Dewi mengirimkan 28 penarinya untuk berlaga di beberapa kategori.

Baca Juga: Laksamana UGM Kembali Digelar, Jadi Ajang Unjuk Kreativitas Sekaligus Mengenalkan Fakultas Komunikasi UGM

Tim penari ini membawakan beberapa tarian tradisional Sunda, Bali, Jawa, Sumatra, serta Sulawesi pada ketagori group dan solo.

Bahkan, di antara para penari, terdapat satu orang penari termuda yang masih kelas satu SD atau berusia enam tahun yang meraih medali perak pada kategori grup.

"Awalnya, melihat para penari kami yang masih muda tampil pada event kompetisi internasional saja sudah bangga, tapi begitu tahu kerja keras mereka dihargai dengan piala emas, kebahagiaan kami berlipat ganda," tutur Rosmala.

Tim Rampoe UGM menampilkan tari Ratoeh Pukat yang mengkombinasikan tari Ratoeh Jaroe dan Tarek Pukat.

Saat tampil di ajang tersebut, Rampoe UGM menampilkan tari Ratoeh Jaroe sebagai bagian pertama, kemudian dilanjutkan dengan Tarek Pukat sebagai bagian kedua.

Tim Rampoe UGM. [Dok]
Tim Rampoe UGM. [Dok]

Ketika tari Tarek Pukat dimulai, penari menggunakan properti tali untuk membuat semacam jaring ikan sambil menari.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI