Suara.com - Analis politik, Adi Prayitno melihat ada kejanggalan di balik deklarasi Golkar dan PAN mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurut Adi, ke dua partai tersebut terlihat tengah dalam tekanan.
“Dukungan Golkar dan PAN itu memang terkesan buru-buru dan mendadak, tidak ada angin dan tak ada hujan kedua partai ini tiba-tiba menyatakan dukungan politiknya ke Prabowo Subianto,” kata Adi kepada wartawan, Minggu (13/8/2023).
Mengenai Golkar, Adi kembali mengingatkan dengan hasil munas pada empat tahun lalu di mana Airlangga Hartarto diamanatkan untuk menjadi capres. Menurutnya, belum pernah ada rapat besar atau mekanisme besar di internal partai mengubah keputusannya itu.
“Tiba-tiba hari ini mengusung Prabowo. Tentu publik bertanya-tanya ada apa,” ujarnya.

Sedangkan PAN, dalam rakornas mereka beberapa bulan lalu di Semarang sempat menyebut Ganjar sebagai capres potensialnya yang coba disandingkan dengan Erick thohir.
Seperti Golkar, Adi juga melihat tidak ada mekanisme lagi setelah rakornas yang membuat PAN mengumumkan dukungan politiknya kepada Prabowo.
“Tentu publik juga bertanya-tanya, jangan-jangan ada kekuatan politik besar, yang membisiki untuk berkoalisi dan menyatakan dukungan politiknya kepada Prabowo Subianto. Pasti kekuatan itu cukup besar sehingga membuat Golkar dan PAN luluh,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Adi menyebut kemungkinan adanya proposal politik di balik dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo.
“Dugaan saya bergabungnya mereka membawa proposal politik. Bagi PAN proposalnya adalah Erick Thohir jadi cawapres, begitu juga dengan Airlangga sebagai pendampingnya Prabowo,” tuturnya.
Baca Juga: Setianya PAN Dukung Prabowo Sebenarnya Sudah Tercipta Sejak Pilpres 2009
Cawapres Jadi Penentu
Adi menilai kalau cawapres Prabowo bakal menjadi penentu bertahannya koalisi gemuk. Sebabnya, dari pihak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kerap menyentil Gerindra kalau misalkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak menjadi cawapres.
Terlebih kekinian PKB sudah berani mengancam akan angkat kaki dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) semisal Prabowo tak memilih Cak Imin.
“Saya kira hal yang sama akan terjadi pada PAN dan Golkar kalau proposal politik mereka Erick Thohir atau Airlangga tak jadi cawapres akan sangat mungkin mereka akan angkat kaki dan hengkang,” ujarnya.
Terakhir, Adi merasa deklarasi dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo masih separuh perjalanan menuju koalisi permanen di 2024,
“Jadi ini saya sebut hanya separuh perjalanan dari koalisi dan di kemudian hari everything can happen, sebelum ada janur kuning melengkung, sebelum ada keputusan resmi dari KPU siapa capres dan cawapres secara definitif, maka sepanjang itu juga peta politik akan dinamis," ungkapnya.