"Itu kan pada saat kalau andaikan pemilu hari ini. Artinya sangat dinamis," tegasnya.
Komunikolog itu juga menyebut beberapa contoh pilkada yang justru dimenangkan oleh paslon dengan elektabilitas rendah dan tidak diunggulkan.
"Coba cek beberapa pilkada yang justru dimenangkan kandidat dengan elektabilitas rendah," tambahnya.
Sebelumnya, dua lembaga survei kenamaan, CSIS dan Indikator Politik mengeluarkan hasil survei elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden.
Hasil survei CSIS menyebutkan paslon Ganjar-Mahfud unggul 43,7%, Anies-Muhaimin 26.1% dan Ganjar-Mahfud 19.4%.
Sementara Survei Indikator Politik: Elektabilitas Prabowo-Gibran 46,7 Persen, Ganjar-Mahfud 24,5 Persen, Anies-Muhaimin 21 Persen.
Perbedaan ini cukup mencolok, meski survei dilakukan dalam waktu yang berdekatan.
Oleh sebab itu, Emrus menekankan bahwa pertarungan belum dimenangkan kendati sudah mengantongi hasil survei elektabilitas tinggi.
Ia pun meyakini Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.
Baca Juga: Mahfud Tak Percaya Survei CSIS, Kubu Prabowo-Gibran: Biasalah, Karena Surveinya Di Bawah
"Oleh sebab itu, para 3 kandidat silakan berjuang, para tim sukses, rangkul rakyat, dekati rakyat, kasih program yang rasional yang operasional. Misalnya sumber pendanaannya dari mana? Masuk akal gak?" pungkasnya.