Gelombang Kritik Civitas Akademika Dicurigai, Guru Besar UI: Tuduhan Dangkal dan Menyakitkan!

Kamis, 08 Februari 2024 | 10:19 WIB
Gelombang Kritik Civitas Akademika Dicurigai, Guru Besar UI: Tuduhan Dangkal dan Menyakitkan!
Wakil Ketua Panitia Seleksi Komisioner Komnas HAM Harkristuti Harkrisnowo [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Ini sangat mengerikan ketika kita dianggap berpolitik,” sambungnya.

Harkristuti menegaskan, turunnya para guru besar ini adalah bentuk kepedulian terhadap kondisi politik dan alam demokrasi Indonesia saat ini.

“Ini suatu warning, ini suatu peringatan bagi semuanya bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Itu sebabnya kita turun,” jelas dia.

Senada, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Cecep Darmawan melihat, turunya para profesor terhadap kondisi politik Indonesia hari ini adalah hal yang wajar.

Pasalnya, ini bagian untuk mencerahkan masyarakat terhadap situasi politik khususnya demokrasi Indonesia sekarang.

“Sebetulnya kita melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi sebetulnya ini, setidak-tidaknya dalam kategori pengabdian masyarakat. Bagaimana memberikan pencerahan kepada masyarakat soal demokrasi kita hari ini,” kata dia.

Sementara, Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, Profesor Arief Anshory Yusuf mengatakan, perlu turun melihat situasi politik dewasa ini jelas ada implikasinya terhadap ekonomi Indonesia.

Sembari memperlihatkan buku yang berjudul “Why Nation Fail” karya Daron Acemoglu dan James A Robinson, bahwa kualitas sebuah demokrasi di suatu negara akan berimplikadi terhadap kondisi ekonominya.

“Karena kalau kualitas demokrasi kita menurun turus, pada akhirnya kekuasaan di segelintir kelompok kalau dalam buku ini disebut sebagai extractive political and economic institution, oligarki. Ini akan membuat kita menjadi negara gagal,” ungkap dia.

Baca Juga: Sibuk TKN Minta Bawaslu Usut Dugaan Pencoblosan Ilegal Surat Suara 03 Di Malaysia: Identitas Pelaku Sudah Diketahui

Menurut Arief, jika demokrasi Indonesia menurun, maka mungkin sulit untuk menjadi negara maju di tahun 2045.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI