Prabowo dan Raja Abdullah, Jalan Terjal Duo Eks Komandan Pasukan Khusus ke Tampuk Kekuasaan

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 13 Maret 2024 | 04:10 WIB
Prabowo dan Raja Abdullah, Jalan Terjal Duo Eks Komandan Pasukan Khusus ke Tampuk Kekuasaan
Calon presiden Prabowo Subianto mendapat ucapan selamat dari Raja Yordania Abdullah II usai unggul dalam perolehan suara sementara Pilpres 2024. Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengulik kesamaan karier politik Prabowo dan Raja Abdullah II. [Bidik layar]

Suara.com - Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengomentari video capres 02 Prabowo Subianto menerima ucapan selamat dari Raja Yordania King Abdullah II.

Menurut Jansen Sitindaon, nasib Prabowo dan Raja Abdullah II dalam meniti jalan menuju kekuasaan hampir sama. 

"Sama-sama jadi tentara hebat dan komandan pasukan khusus di negara masing-masing. Namun untuk naik ke kekuasaan jalannya berliku. Bahkan sempat hampir mustahil dan musnah," tulis Jansen di X.

Baca Juga:

Erina Gudono Ramaikan Bursa Pilkada Sleman, Begini Respons Ganjar-Mahfud

Ucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Gibran Banjir Panggilan 'Mas Wapres'

Menurut dia, Abdullah adalah anak pertama laki-laki dari Raja Hussein. Tapi Abdullah bukanlah putra mahkota. Hassan, adik Raja Hussein, yang menjadi Putra Mahkota Kerajaan Yordania lebih dari 30 tahun.

"Jadi, jika King Hussein meninggal maka sang Paman Hasan lah yang akan jadi Raja. Bukan Abdullah," kata Jansen Sitindaon.

Sementara Raja Hussein sendiri, tutur Jansen, lebih menyukai Pangeran Hamzah, putranya yang lain, untuk jadi penerus tahta.

Baca Juga: Prabowo Unggah Momen Makan Malam Bersama Didit dan Titik Soeharto, Netizen Heboh: Postingan Isi Hati

Pangeran Hamzah adalah anak King Hussein dari Ratu Noor,  istri yang paling disayangi King Hussein dan yang menemani dia sampai meninggal.

Sedangkan Abdullah adalah anak dari istri kedua Raja Hussein yang sudah lama diceraikannya. Ibu Abdullah ujar Jansen, adalah orang Inggris asli bahkan baru masuk Islam ketika menikah dengan King Hussein.

"Jadi bukan sejak awal Islam (karena ada ketentuan di Konstitusi Yordania: Raja haruslah lahir dari Ibu yang beragama Islam)," tutur dia.

Karena Abdullah keturunan campuran antara Arab dan Inggris, maka peluangnya menjadi raja tentu semakin kecil.

Sadar akan hal itu, Pangeran Abdullah fokus meniti karier di militer setelah lulus dari Akademi Sandhurst tahun 80 an.

Jansen mengatakan, Abdullah berpikir bahwa puncak hidupnya paling di militer ini saja. Karena jalan menjadi Raja tertutup. Ada paman ada saudara tirinya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI