Ben-Gvir menuduh Rami al-Halhouli, anak berusia 12 tahun itu, sebagai "teroris".
![Seorang anggota pasukan keamanan Israel berdiri di samping barikade terbakar yang didirikan oleh pengunjuk rasa Palestina di Kota Tua Yerusalem, pada (8/5/2021). [EMMANUEL DUNAND / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/09/52191-bentrokan-warga-palestina-dengan-polisi-israel.jpg)
Tidak jauh dari kantor polisi tempat menteri berbicara, pada Rabu (13/3), Rawia al-Halhouli sedang duduk di ruang tamunya dikelilingi oleh teman, kerabat, dan pelayat yang menangis datang satu per satu untuk memberikan penghormatan.
Di luar halaman, ayah Rami yang bernama Ali (60 tahun), sedang duduk bersama keluarga dan teman-temannya. Dia tidak mampu menahan air matanya selama lebih dari beberapa menit.
“Saya bertanya kepada Anda, seorang anak berusia 12 tahun, bagaimana dia bisa menjadi teroris?” kata Ali.
"Dia sedang berpuasa dan berbuka, lalu keluar rumah dan bermain dengan anak-anak lain. Ini bulan Ramadan, mereka pantas menyalakan kembang api. Mereka sedang bermain," ujar Ali.
Ali berkata, Rami adalah anak yang baik. “Dia pandai di sekolah, dia pintar, dia membantu tetangga kami. Ini adalah lingkungannya dan dia tidak pernah pergi lebih jauh. Dia bukan pembuat onar.”
Menurutnya, pasukan Israel yang membunuh Rami “hanya orang yang mengikuti perintah.
“Itu semua benar-benar perintah yang berasal dari Ben-Gvir,” kata Ali.
“Dia tidak akan membiarkan warga Palestina merasakan perdamaian.” katanya.
Baca Juga: Klarifikasi Soal Palestina Aman, Gus Iqdam Kembali Dikritik Publik