Meskipun begitu, Arkandiptyo dalam tulisannya menduga bahwa sebutan Habib mulai digunakan di era akhir Hindia Belanda, tahun 1800-an akhir sampai 1900-an awal.
Sebutan Habib diterapkan untuk membedakan silsilah imam keturunan nabi di tanah jajahan mereka. Sebutan Habib yang kita kenal berasal dari cabang keturunan berbeda dengan keturunan nabi garis Azmatkhan atau Walisongo.
Menurut temuan Arkandiptyo, sebutan Habib pertama kali dimulai di daerah Batavia/Betawi. Pada masa itu, beberapa keturunan sayyid di era Hindia Belanda mulai berguru ke Hadramaut dan membawa pulang ajaran yang mereka dapatkan sendiri.
Beberapa di antara mereka juga pulang bersama pendatang baru dari Hadramaut lainnya. Mereka yang datang mula-mula memakai gelar Habib dan menjadi imam-imam di daerah Batavia seperti Kwitang dan Cikini.
Habib Cikini berdakwah di Batavia tahun 1800-an awal dilanjutkan Habib Ali Kwitang yang lahir di tahun 1870. Selanjutnya di era Hindia Belanda, dakwah islam dilanjutkan terus oleh keturunan mereka sampai sekarang, penyebutan Habib pun dilanjutkan secara turun temurun seperti itu.
Mereka juga membentuk perkumpulan sehingga berkembang menjadi ribuan majelis taklim, madrasah, dan pesantren. Kepada para habib inilah kiayi dan ulama di Jakarta belajar.
Salah satu habib yang dihormati di Jakarta ialah Al Hbib Ali Alhabsyi, lahir pada 20 April 1870, meninggal pada Juni 1968. Ia tinggal di kawasan Kwitang, Jakarta, salah satu pusat dakwah para habib. Demikian itu sejarah awal sebutan Habib.
Kontributor : Mutaya Saroh