Selain rumah pompa, Pj. Gubernur juga memantau perbaikan saluran air di Jakarta Selatan, tepatnya di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa. Penyempitan saluran yang semula menghambat aliran air, kini sudah diperlebar dan diperdalam untuk mencegah genangan. "Pelebaran saluran ini merupakan langkah penting, agar aliran air hujan tidak terhambat dan banjir bisa dicegah," tutur Teguh.
Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan pompa mobile di berbagai titik rawan genangan di lima wilayah kota. Begitu pula pengerahan petugas siaga yang siap membantu warga jika terjadi genangan air.
Dengan berbagai upaya ini, Teguh memastikan, Jakarta siap menghadapi musim hujan. "Kami akan terus memantau dan memperbaiki infrastruktur pengendalian banjir, serta mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi dengan tidak membuang sampah sembarangan," paparnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta August Hamonangan mendorong Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakart, untuk mengoptimalkan sistem drainase dan mempercepat pengerukan sungai sebagai upaya antisipasi banjir. Ia pun mengingatkan, sosialisasi penting di daerah rawan banjir, agar warga bisa bersiap lebih awal. “Kami berharap, koordinasi antara Pemprov dan instansi terkait berjalan baik untuk memastikan kesiapan maksimal menghadapi musim hujan,” bebernya.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Heri Kustanto meminta pula Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menambah jumlah tenda untuk pengungsi perempuan, khususnya ibu hamil dan menyusui. "Ada masukan dari masyarakat terkait tenda untuk ibu-ibu hamil dan menyusui agar juga menjadi perhatian dan jika bisa ditambahkan dengan kebutuhan susu bagi balita," urainya.
Selain itu, Heri juga mengimbau BPBD DKI Jakarta supaya memperhatikan penyediaan fasilitas lain yang dibutuhkan pengungsi, seperti fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). Pihaknya pun mendorong penambahan perahu karet untuk membantu penanganan warga terdampak banjir.