"Operasional emas, tembaga, dan nikel Merdeka sesuai dengan panduan produksi kami, menghasilkan pendapatan unaudited kuartalan dan FY2024 masing-masing sebesar 575,8 juta Dolar AS dan 2,2 miliar Dolar AS, mencerminkan peningkatan tahunan (YoY) masing-masing sebesar 7% dan 31%. Kami terus mengembangkan proyek-proyek kelas dunia, termasuk Proyek Emas Pani yang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia, serta Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang merupakan salah satu deposit tembaga belum tergarap terbesar di dunia. Di MBMA, commissioning dua fasilitas HPAL akan semakin memperkuat posisi kami sebagai pemimpin dalam rantai nilai baterai dan kendaraan listrik," ujar Albert Saputro, Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Dalam hal keberlanjutan, Merdeka menunjukkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance) dengan mempertahankan peringkat A dari MSCI (Morgan Stanley Capital International), menjadikannya satu-satunya perusahaan pertambangan Indonesia yang meraih peringkat A dalam kategori MSCI Diversified Metals and Mining.
Selain itu, Merdeka meraih berbagai penghargaan atas Laporan Keberlanjutan dan praktik berkelanjutannya, termasuk Silver Rank dalam Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT) 2024, peringkat A+ dalam "Studi Laporan Keberlanjutan Perusahaan Terbuka di Indonesia 2023" yang diselenggarakan oleh FIHRRST bekerja sama dengan Pemerintah Belgia, serta peringkat Sapphire dalam Sustainable Business Integrity Index 2024 yang diselenggarakan oleh Transparency International Indonesia (TII) dan Tempo Data Science.
"Investasi strategis Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kinerja kami secara signifikan, terutama dengan dimulainya operasi di dua fasilitas HPAL MBMA dan commissioning Proyek emas Pani pada akhir 2025. Aset kelas dunia dan komitmen terbukti kami terhadap keberlanjutan serta prinsip ESG semakin memperkokoh posisi Grup Merdeka sebagai perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia," tutup Albert.