“Kami akan terus berupaya menjadi mediator antara kepemimpinan Lebanon dan Israel. Kami ingin perbatasan ditetapkan secara jelas, Lebanon memiliki kendali penuh atas perbatasannya, tetapi kami juga ingin perbatasan tersebut tetap aman,” tambahnya.
Pada Selasa, tentara Israel menarik diri dari beberapa kota di Lebanon selatan, namun masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.
Sejak 27 November, gencatan senjata rapuh telah berlaku di Lebanon, mengakhiri berbulan-bulan saling serang antara Israel dan kelompok Hizbullah yang meningkat menjadi konflik berskala penuh sejak September lalu.
Meski gencatan senjata telah berlangsung, Israel tercatat melakukan hampir 1.000 pelanggaran, yang menyebabkan puluhan warga Lebanon tewas dan terluka, termasuk perempuan dan anak-anak.
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada 26 Januari. Namun, batas waktu itu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak untuk mematuhi kesepakatan. (Antara).