Oleh karena itu, salat Witir menjadi amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk mengakhiri ibadah malam sebelum tidur.
Doa Setelah Witir
Salat witir menjadi bagian penting dalam ibadah malam seorang Muslim, terutama di bulan Ramadan.
Mengutip muhammadiyah.or.id, dalam buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) tentang Salat Tathawwu’ dijelaskan bahwa setelah selesai salat witir, dianjurkan untuk membaca dzikir dengan suara nyaring sebagai berikut:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
“Maha suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih” (dibaca tiga kali)
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Yang menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril” (dibaca satu kali)
Tuntunan ini didasarkan pada beberapa riwayat hadis, di antaranya:
Baca Juga: Mengirim Doa di Hari Raya, Ucapan Idul Fitri untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ. [رواه النسائى]
“Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Adalah Rasulullah saw ketika salat witir membaca surat“Sabbihisma rabbikal a’la” (al-A’la), dan surat “Qul ya ayyuhal kafirun” (al-Kafirun) dan surat “Qul huwallahu ahad” (al-Ikhlas). Kemudian apabila telah selesai mengucapkan salam, beliau membaca“Subhanal malikil quddus” tiga kali.” [H.R. an-Nasa’i].
عَنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَيَقُولُ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ. [رواه النسائى]
“Diriwayatkan dari Abdirrahman bin Abzari dari Nabi saw, sesungguhnya beliau melakukan salat witir dengan membaca surat “Sabbihisma rabbikal a’la” (al-A’la), dan surat “Qul ya ayyuhal kafirun” (al-Kafirun) dan surat “Qul huwallahu ahad” (al-Ikhlas). Apabila telah selesai salam, Beliau membaca “Subhanal malikil quddus” tiga kali dengan meninggikan suaranya. [H.R. an-Nasa’i].