Trump Effect? Level Kebahagiaan di AS Merosot, Ini Biang Keroknya Menurut Laporan Terbaru

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 06:37 WIB
Trump Effect? Level Kebahagiaan di AS Merosot, Ini Biang Keroknya Menurut Laporan Terbaru
Bendera Amerika Serikat (Freepik.com/vwaalakte)

Kepercayaan sosial diidentifikasi sebagai faktor penting yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan.

Laporan tersebut merujuk pada studi oleh Gallup pada 2019, di mana responden ditanya tentang kemungkinan dompet yang hilang akan dikembalikan jika ditemukan oleh orang lain.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang cenderung meremehkan kemungkinan dompet mereka dikembalikan, meskipun eksperimen nyata menunjukkan tingkat pengembalian yang jauh lebih tinggi.

Negara-negara Nordik seperti Finlandia, Denmark, Norwegia, dan Swedia tidak hanya berada di posisi teratas dalam kebahagiaan, tetapi juga dalam tingkat kepercayaan sosial, termasuk kemungkinan pengembalian dompet yang hilang.

John F. Helliwell, ekonom dari Universitas British Columbia dan salah satu editor pendiri laporan ini, menekankan pentingnya kepercayaan dalam masyarakat.

Ilustrasi Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di 2025. [Ist]
Ilustrasi Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di 2025. [Ist]

Dia menyatakan bahwa data tentang dompet yang hilang menunjukkan bahwa orang merasa jauh lebih bahagia ketika percaya bahwa orang lain peduli pada mereka.

Dalam daftar negara paling bahagia, Finlandia berada di urutan pertama, diikuti oleh Denmark, Islandia, Swedia, dan Belanda.

Menurut laporan World Happiness Report atau Laporan Kebahagiaan Dunia tahunan yang rilis pada Kamis (20/3/2025) ini, negara-negara Nordik kembali mempertahankan posisi menjadi negara paling bahagia di dunia.

Di antara negara Nordik yang kembali menduduki peringkat teratas di antaranya Denmark, Islandia, dan Swedia tetap berada di empat besar dan dalam urutan yang sama.

Baca Juga: Gencatan Senjata Rusak? Rusia Tuding Ukraina Sabotase Kesepakatan Putin-Trump!

Pusat Penelitian Kesejahteraan di Universitas Oxford melaporkan, Inggris, berada pada posisi 23 yang menjadi posisi terendah sejak laporan tahun 2017.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI