"Itu kan berhubungan langsung dengan perekonomian kan? Ya kita harapkan daya beli masyarakat di bulan-bulan depan lebih baik ya," jelasnya.
Secara persiapan, Ralph menyebut pihaknya sudah cukup maksimal. Hal ini terlihat dari 95 persen slot tenant yang terisi untuk JLF 2025.
"Kalau penjualan daripada stand dan lain-lain, kepesertaan kita sudah 95 persen terisi Bahkan 5 persen ini yang kurangnya hanya mereka-mereka yang belum membayar," lanjutnya.
Atas kondisi ini, Ralph mengaku masih bisa memakluminya. Sebab, JLF baru diselenggarakan selama dua tahun belakangan dan masyarakat masih belum cukup mengenal gelaran ini.
"Ini kan Jakarta Lebaran Fair ini kan baru event yang kedua ya, tahun kedua, jadi kalau kami membangun sesuatu yang baru itu selalu membutuhkan itu kira-kira tiga sampai lima tahun untuk membangun sesuatu," kata Ralph.
Selain itu, Ralph menyebut pihaknya akan melakukan pembaruan seperti menonjolkan sisi entertainmen agar JLF bisa lebih diminati masyarakat.
"Musik itu mungkin menjadi salah satu PR kita untuk tahun depan, untuk melihat apakah entertainmen-nya akan kita lebih genjot lagi. Karena sekarang musiknya tetap ada kan Konsepnya lebih kepada kafe," pungkasnya.