Sejumlah 1,6 Juta Pemudik Kembali ke Jakarta: Kapan One Way Nasional Dicabut?

Senin, 07 April 2025 | 21:21 WIB
Sejumlah 1,6 Juta Pemudik Kembali ke Jakarta: Kapan One Way Nasional Dicabut?
Ilustrasi Arus Balik Lebaran 2025.

Arus Balik Turun

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut, terjadi penurunan peserta arus balik ke Jakarta pada masa mudik lebaran Idulfitri 1445 Hijriah.

Syafrin menyebut, bila dibandingkan tahun lalu, jumlahnya menurun sebanyak 22 persen. Ia menjelaskan bahwa puncak arus balik terjadi pada Sabtu (5/4/2025).

Kondisi gerbang Tol Kalikangkung Semarang pada Minggu (14/4/2024) malam. [ANTARA/I.C. Senjaya]
Ilustrasi arus balik. [ANTARA/I.C. Senjaya]

Meski demikian, jumlah pengembalian pemudik ke Jakarta tercatat lebih rendah dibandingkan tahun 2024.

"Pada puncak arus balik demikian pada 5 April kemarin, kami bandingkan dengan puncak tahun 2024 itu puncaknya turun 22 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Syafrin dalam konferensi pers di Jakarta Timur, Senin (7/4/2025).

Syafrin menjelaskan bahwa penurunan disebabkan kebijakan bekerja dari mana saja alias Work from Anywhere (WFA) yang memberikan fleksibilitas waktu kepada masyarakat untuk kembali ke Jakarta.

Dengan pemberlakuan WFA, warga dapat memilih waktu yang tepat untuk kembali, sehingga mengurangi kepadatan arus balik pada satu hari tertentu.

"Artinya masyarakat tidak ada puncak balik ekstrem. Mereka memilih waktu, ada waktu tanggal 8 libur mundur, jadi hari ini tanggal 7 baliknya," ucap Syafrin.

Lebih lanjut, Syafrin menyebut bahwa tujuan pemerintah dengan kebijakan WFA adalah untuk mendistribusikan kepulangan pemudik secara merata, sehingga tidak ada lonjakan ekstrem pada layanan angkutan Lebaran tahun ini.

Baca Juga: Muncul Asap Misterius dari Dalam Tanah, Rest Area Km 86 Tol Cipali Ditutup

Selain arus balik, arus mudik tahun ini juga tercatat mengalami penurunan, meski hanya sebesar 0,4 persen. Penurunan ini juga berkat kebijakan WFA yang membuat perjalanan mudik lebih tersebar.

"Seperti tanggal 28 Maret itu puncak mudik terjadi dari sisi penumpang. Terjadi penurunan dibandingkan tahun 2024, ada penurunan 0,4 persen artinya tidak ada puncak ekstrem di sana," kata Syafrin.

"Karena sudah terdistribusi sejak 22, 23 Maret sudah bisa mudik karena 24 sudah bisa work from anywhere," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI