Duka Gubernur Pramono Atas Meninggalnya Pesepeda di Depan Kedubes Jepang: Tak Boleh Terulang Lagi

Minggu, 27 April 2025 | 15:19 WIB
Duka Gubernur Pramono Atas Meninggalnya Pesepeda di Depan Kedubes Jepang: Tak Boleh Terulang Lagi
Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung (tengah) bersama sejumlah komunitas pesepeda melintasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (19/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam aksi tersebut, mereka membawa sepeda berwarna putih sebagai simbol duka dan penghormatan kepada Lulu.

Sepeda itu ditempatkan di tepi jalan, berdekatan dengan titik kecelakaan, sebagai tugu peringatan atas nyawa yang melayang di jalan raya.

"Pagi ini, Sabtu 26 April 2025, kami bersama pesepeda dari beberapa komunitas tabur bunga dan berdoa bersama di tempat terjadinya kecelakaan yang menimpa saudari kita semua, Lulu Junayah, karyawan BUMN di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Kedutaan Jepang," tulis Bike to Work melalui akun Instagram resminya.

Suasana haru menyelimuti aksi tersebut. Para pesepeda tampak membawa sejumlah poster berwarna kuning yang berisi ungkapan duka cita sekaligus seruan untuk keselamatan para pengguna sepeda.

Komunitas pesepeda Bike to Work menggelar aksi keprihatinan di depan Kedubes Jepang setelah meninggalnya Lulu Junayah di Jalan MH Thamrin, Jakarta. [Tangkapan layar akun IG bike2 work]
Komunitas pesepeda Bike to Work menggelar aksi keprihatinan di depan Kedubes Jepang setelah meninggalnya Lulu Junayah di Jalan MH Thamrin, Jakarta. [Tangkapan layar akun IG bike2 work]

Salah satu poster bertuliskan, 'Bersepeda adalah hak segala bangsa,' mengingatkan semua pihak bahwa pesepeda pun berhak atas keamanan di jalanan.

Di poster lain, seruan untuk menjaga lingkungan juga disuarakan lewat kalimat, 'Mari bersepeda untuk udara yang lebih baik.'

Aksi damai ini tidak hanya menjadi ungkapan duka, tetapi juga pernyataan sikap.

Melalui sepeda putih yang mereka tinggalkan, para pesepeda ingin mengingatkan semua orang, termasuk pemerintah dan pengguna jalan lainnya, bahwa setiap nyawa di jalan raya harus dilindungi.

"Kehilangan satu unit sepeda saja kita sedemikian hebohnya, apalagi kehilangan satu nyawa di jalan raya," tulis Bike to Work dalam unggahan mereka.

Baca Juga: Pramono-Rano akan Bangun Jalur Sepeda, PDIP Usul Jalan Layang Pakai Tiang Mangkrak Monorail

Kematian Lulu Junayah membuka kembali perbincangan soal pentingnya perlindungan terhadap pesepeda di Jakarta. Jalur khusus sepeda yang sudah disediakan perlu dijaga dan dijauhkan dari gangguan kendaraan bermotor, terutama yang parkir sembarangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI