Cegah Tawuran, PKS Sarankan Pramono Kirim Pemuda Pengangguran di Jakarta Ikut Pelatihan Militer

Rabu, 30 April 2025 | 16:03 WIB
Cegah Tawuran, PKS Sarankan Pramono Kirim Pemuda Pengangguran di Jakarta Ikut Pelatihan Militer
Ilustrais tawuran di Jakarta. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah menerima pelatihan, Taufik mengatakan para pemuda itu bisa diperkerjakan untuk jenis pekerjaan fisik seperti satuan pengamanan (satpam) hingga petugas penanganan bencana.

"Bisa nanti disalurkannya misalnya menjadi tenaga security, tenaga pengaman atau kemudian juga mungkin bisa dimasukkan ke dinas-dinas bencana alam ya atau nanti dikirim untuk menjadi tenaga relawan ya," ungkap Taufik.

Dengan demikian, maka para pemuda pengangguran ini bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang menghindarkan mereka dari kegiatan negatif.

"Tentu saja perlu diberikan insentif juga ya, (dikirim) ke daerah-daerah bencana gitu ya. jadi sekaligus kita mengaktifkan, memperdayakan para pemuda atau pelajar," pungkasnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Suara.com/Bagaskara)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Suara.com/Bagaskara)

Sebelumnya Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, M Taufik Zoelkifli, meminta Gubernur Jakarta Pramono Anung meniru kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ingin mengirim siswa nakal ke barak militer untuk ikut pelatihan.

Taufik mengatakan pada dasarnya semua pelajar adalah anak yang baik. Hanya saja karena masih muda mereka punya energi berlebih yang perlu disalurkan ke kegiatan positif.

"Saya sangat setuju sekali dan sangat mendukung sekali jika para pelajar nakal, dalam tanda kutip lah nakalnya diberikan pelatihan yang sifatnya memang menyalurkan energi fisik mereka ke arah yang positif," ujar Taufik kepada Suara.com, Rabu (30/4/2025).

"Pada umumnya sih sebenarnya seorang anak, seorang pelajar itu pada dasarnya baik," lanjut Taufik.

Meski demikian, Taufik memberi catatan agar pelatihan yang diberikan hanya semi militer. Hal ini dilakukan untuk tak memberi kesan pemerintah mengarahkan mereka untuk berkarir sebagai aparat.

Baca Juga: Punya Fasilitas Bagus, Pramono Mau Ubah Terminologi RSUD di Jakarta Jadi RS Internasional

"Nah salah satunya kalau misalnya ikut pelatihan militer mungkin bukan militer penuh ya, tapi semi militer kalau militer yang penuh ya tentu saja dia harus berkarir nanti ke ABRI dan seterusnya," ucap Taufik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI