Suara.com - Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan, jika dirinya sudah memiliki sejumlah nama kandidat yang akan mengisi kursi Wakil Panglima TNI.
Nantinya, kata dia, jabatan Wakil Panglima TNI tersebut akan diisi oleh Jenderal TNI bintang 4.
Agus menyampaikan bahwa posisi Wakil Panglima sebenarnya sudah ada di dalam organisasi TNI. Hanya saja, selama ini masih ada kekosongan terhadap posisi tersebut.
"Ada beberapa kandidat," kata Agus di Komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Hanya saja, Agus belum menyampaikan siapa kandidat yang akan mengisi jabatan Wakil Panglima TNI tersebut.
Agus hanya memastikan jika yang nantinya menjabat adalah Jenderal TNI bintang 4.
"Bintang 4, Wakil Panglima itu bintang 4," ujarnya.
Lebih lanjut, ketika disinggung kapan penunjukkan Wakil Panglima TNI itu, Agus meminta semua pihak bersabar untuk menunggu keputusannya.
"Kita lihat saja," ucapnya.
Baca Juga: Wakasal Erwin S Aldedharma Disebut Berpeluang jadi Panglima TNI, Ini Syaratnya!
Diketahui, aturan mengenai jabatan Wakil Panglima TNI sudah diatur sejak tahun 2019, saat kepemimpinan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia disebutkan bahwa unsur pimpinan Markas Besar TNI, yakni tertinggi Panglima TNI, kemudian Wakil Panglima TNI.
Lalu pada Pasal 14 yang menjabarkan tentang tugas Panglima TNI, yakni pada ayat (3) dinyatakan bahwa Panglima dibantu oleh Wakil Panglima.
Secara lebih jelas, Pasal 15 menyebutkan bahwa Wakil Panglima merupakan koordinator pembinaan kekuatan TNI guna mewujudkan interoperabilitas/Tri Matra Terpadu, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI.
Setelah itu, dijabarkan pula tugas-tugas Wakil Panglima TNI, yakni membantu pelaksanaan tugas harian Panglima.
Kerja Sama Pertahanan Siber dengan Jepang
Di sisi lain, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan pihaknya berpeluang membangun kerja sama dengan militer Jepang atau Japan Self Defense Force (JSDF) di bidang pertahanan siber.
Hal tersebut dikatakan Kristomei setelah Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menggelar pertemuan dengan Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang Jenderal Yoshida Yoshihide di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (25/4/2025).
Kristomei mengatakan salah satu bentuk kerja sama yang mungkin akan dilakukan yakni pertukaran prajurit dan teknologi militer guna mempelajari metode pertahanan siber ala militer Jepang.
Menurut Kristomei, saat ini TNI tengah gencar membangun pertahanan siber guna menangkal serangan siber asing.
Karenanya, TNI merasa perlu belajar dari beberapa negara yang dianggap maju di bidang teknologi siber, salah satunya Jepang.
"Tidak hanya Jepang, tapi kita juga belajar dari negara-negara lain. Sehingga kita ada perbandingan, ada evaluasi agar kita bisa menghasilkan suatu institusi yang memang kapabilitasnya memperkuat pertahanan siber," kata Kristomei sebagaimana dilansir Antara.
Selain untuk memperkuat pertahanan siber, Kristomei mengatakan kerja sama ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan militer antara Indonesia dan Jepang.
Dengan adanya kegiatan ini, Kristomei berharap kekuatan pertahanan dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang semakin menguat.
Sebelumnya, wacana kerja sama bidang pertahanan siber sempat dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pertahan Jepang Nakatani Gen di kantor Kementerian Pertahanan awal Januari lalu.
"Siber prinsipnya disampaikan tadi oleh dua delegasi adalah tantangan global bersama," kata Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas saat jumpa pers usai pertemuan dua tokoh tersebut berlangsung.
Namun demikian, Frega tidak menjelaskan secara rinci soal kerjasama bidang siber yang akan dibangun antara Jepang dan Indonesia.