Suara.com - Perang antara India vs Pakistan pecah Rabu (7/5/2025) lalu. Di tengah berkecamuknya konflik, beredar sebuah video di media sosial.
Di akun X atau Twitter milik aktivis Faizal Assegaf @faizalassegaf, terunggah video yang memperlihatkan suasana perang.
Dalam video terlihat ledakan hebat terjadi di suatu tempat. Dalam narasinya, Faizal menyebut ledakan itu berasal dari misil Pakistan yang menyerang balik India.
Pada Rabu (7/5/2025) beredar unggahan di X (arsip cadangan) yang membagikan video dengan narasi:
"BREAKING NEWS: Pakistan dan India terlibat perang terbuka dan saling menyerang secara brutal. (ket: Salah satu misil Pakistan menyerang balik India).
Dunia semakin menuju konflik terbuka dan gejolak geopolitik yang mengkhawatirkan. Mengerikan! *FA*” tulis akun @faizalassegaf Rabu (7/5/2025).
Unggahan tersebut telah ditonton 107 ribu kali, mendapatkan 232 komentar, dibagikan 313 kali, dan disukai 695 kali oleh pengguna X lainnya pada Kamis (15/5/2025).
Lantas benarkah video dan narasi yang disebar Faizal tersebut? Dikutip dari laman Turnbackhoax.id, Tim Pemeriksa Fakta MAFINDO (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran postingan tersebut.
Baca Juga: CEK FAKTA: Kabar Peserta Vaksin TBC Bill Gates Dikasih Bansos Rp150 Ribu
Cek fakta dilakukan dengan menggunakan perkakas (tools) InVID WeVerify yang memfragmentasi video untuk mencari bingkai utama (keyframe).
"Hasilnya ditemukan sumber-sumber yang membagikan video yang salah satunya mengarahkan ke pengunggah pertama yaitu akun Youssef Kawtharani (@youssefkw) di Instagram yang membagikan videonya pada tahun 2020 lalu," tulis laman turnbackhoax.id.
Kenyataannya, video yang dibagikan Faizal Assegaf itu adalah peristiwa meledaknya gudang yang berisi 2.750 ton Amonium Nitrat di Beirut, Lebanon pada tahun 2020 lalu.
Video serupa juga pernah dipelintir pada tahun 2024 lalu di mana narasi yang beredar menyebutkan ledakan di Israel yang disembunyikan”” yang menghubungkan dengan situasi konflik di Israel.
Berkaitan dengan ketegangan/konflik Pakistan dengan India yang sedang berlangsung per artikel ini disusun, penelusuran menggunakan Google Videos dan Google News dengan kata kunci (keyword) “pakistan india tension” menghasilkan video dan berita dari sumber-sumber otoritatif yang mengabarkan dan memberikan pembaruan berkaitan dengan situasi tersebut.
Kesimpulan
Unggahan video di akun Faizal Asssegaf masuk ke kategori konten yang menyesatkan (misleading content) karena narasi yang ditulis tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Hentikan Tembakan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, pada Selasa (13/5/2025) mengatakan bahwa kekuatan senjata India yang membuat Pakistan menghentikan tembakan.
Pada Senin (12/5/2025), Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghentikan perdagangan dengan India dan Pakistan untuk mendorong kedua negara menghentikan tembakan.
Kemudian pada hari yang sama, baik New Delhi maupun Islamabad mengumumkan penghentian permusuhan.
“Perlu saya tegaskan: kekuatan senjata India-lah yang memaksa Pakistan menghentikan tembakannya,” ujar Jaiswal dalam sebuah pengarahan saat ditanya tentang keterlibatan negara lain dalam pembicaraan antara India dan Pakistan.
Dia menuturkan bahwa pesan India kepada para pemimpin dunia "jelas dan konsisten", dengan menjelaskan "jika angkatan bersenjata Pakistan menembak, maka angkatan bersenjata India akan membalas; jika Pakistan berhenti, India juga akan berhenti."
Ia menambahkan bahwa pesan tersebut telah disampaikan kepada Pakistan sejak dimulainya Operasi Sindoor.
“Wajar jika banyak pemimpin asing yang mendengar dari kami kemudian menyampaikan kepada mitra bicara mereka di Pakistan,” ucap juru bicara tersebut dikutip dari ANTARA.
Hubungan antara India dan Pakistan kembali menegang setelah serangan teroris yang terjadi di dekat Kota Pahalgam, wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola India, pada 22 April, yang menewaskan 25 warga negara India dan satu warga Nepal.
India menyatakan memiliki bukti bahwa Badan Intelijen Antar-Layanan (ISI) Pakistan terlibat dalam serangan tersebut. Namun, Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif menolak tuduhan India yang mengaitkan Republik Islam Pakistan dengan serangan teroris di Kashmir.
Pada malam 7 Mei, Kementerian Pertahanan India menyatakan bahwa sebagai respons atas serangan teroris di Pahalgam, India melancarkan Operasi Sindoor dan menyerang "infrastruktur teroris" di wilayah Pakistan.
Kementerian itu menegaskan bahwa tidak ada fasilitas militer Pakistan yang diserang dalam operasi tersebut.
Sebaliknya, otoritas Pakistan menyatakan bahwa India telah menyerang lima permukiman di Pakistan, yang menyebabkan sedikitnya 31 orang tewas dan 57 lainnya luka-luka. Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan Islamabad berhak memberikan respons yang setimpal.