Menurut keterangan orang tua, kedua anak memang sering membawa senjata tajam saat bepergian, sehingga keberadaan senjata itu di TKP masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, hasil autopsi terhadap jenazah korban menunjukkan adanya luka lebam pada tubuh kedua anak tersebut yang diduga akibat benda tumpul.
Luka-luka ini melengkapi dugaan bahwa kematian korban bukan hanya disebabkan oleh satu faktor melainkan kemungkinan ada kekerasan yang terjadi sebelum meninggal.
Polda Lampung juga mengirimkan tim khusus untuk melakukan olah TKP ulang di Pesisir Barat sekaligus membawa barang bukti yang ditemukan ke laboratorium forensik guna pemeriksaan lebih mendalam.
Pemeriksaan DNA dan darah pada senjata tajam dan lokasi kejadian menjadi fokus utama untuk memastikan kebenaran kronologi dan keterlibatan pihak lain.
Kasus ini menjadi perhatian serius masyarakat setempat dan mendapat dukungan penuh dari aparat kepolisian yang bertekad mengungkap fakta di balik kematian tragis kedua bocah tersebut.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan proses hukum kepada pihak yang berwenang.

Sementara itu, aparat terus melakukan pencarian bukti tambahan dan pendalaman informasi untuk segera mengungkap pelaku serta motif di balik kematian kakak beradik ini.
Kasus tragis kematian kakak beradik di Pesisir Barat ini bukan hanya menjadi duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat, tetapi juga menjadi pengingat yang sangat penting akan kebutuhan perlindungan anak yang lebih serius dan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat terhadap potensi bahaya yang mengintai di sekitar lingkungan mereka.
Baca Juga: Pulau Mahitam, Menyaksikan Pesona Terumbu Karang di Pesawaran Lampung
Perlindungan terhadap anak-anak harus menjadi prioritas utama, mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa yang rentan terhadap berbagai ancaman, baik dari lingkungan maupun faktor lain yang sulit terdeteksi.