Suara.com - Keduanya merupakan bagian dari 1.956 calon haji asal Bengkulu yang diberangkatkan untuk menunaikan rukun Islam kelima ini pada musim haji tahun ini.
Tenaga Kesehatan Haji Kloter Provinsi Bengkulu, Abdul Wasik, menjelaskan kondisi kedua calon haji sebelum meninggal cukup perlu perhatian.
Saidun Basirun dilaporkan mengalami penurunan kesehatan dengan gejala melemahnya tubuh dan hilangnya nafsu makan.
Karena kondisinya yang memburuk, Saidun langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dan menjalani perawatan selama tiga hari.
Sayangnya, upaya medis tersebut tak mampu menyelamatkannya.
Sementara itu, Syahrul Hadi awalnya mengeluhkan sesak napas dan sempat mendapat penanganan medis di rumah sakit.
Setelah diberi obat, Syahrul dipulangkan ke penginapan. Namun kondisi Syahrul justru memburuk secara drastis dan meninggal dunia di penginapan.
Abdul Wasik menegaskan bahwa meski kedua calon haji memiliki riwayat penyakit, mereka dinyatakan dalam kondisi sehat saat keberangkatan dari Indonesia.
Menurut protokol kesehatan haji, jenazah Saidun dan Syahrul akan dishalatkan di Masjid Nabawi dan kemudian dimakamkan di pemakaman Baqi, Madinah, Arab Saudi.
Baca Juga: Terpisah dari Rombongan Haji Saat di Madinah? Ini Cara Cepat Agar Tetap Aman
Ini menjadi pengingat bagi seluruh calon haji dan keluarga untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah di tanah suci, terlebih bagi yang berusia lanjut.
Dari total 1.956 calon haji asal Provinsi Bengkulu yang diberangkatkan ke Tanah Suci, sebanyak 80 orang di antaranya tercatat sebagai lanjut usia (lansia).
Fakta ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, khususnya Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, dalam memastikan bahwa setiap jemaah, khususnya kelompok rentan, mendapatkan pengawasan dan pendampingan kesehatan yang maksimal selama menjalankan ibadah haji.

Para lansia membutuhkan perhatian lebih, mulai dari pola makan, istirahat, hingga kesiapan fisik saat mengikuti rangkaian ibadah yang cukup berat di cuaca ekstrem Arab Saudi.
Pemerintah daerah, melalui tim kesehatan dan petugas haji yang menyertai, terus memantau kondisi mereka dari waktu ke waktu agar pelaksanaan ibadah tetap berjalan lancar, aman, dan khusyuk.
Meskipun suasana keberangkatan kali ini diselimuti duka akibat wafatnya dua calon haji asal Bengkulu, yakni Saidun Basirun dan Syahrul Hadi, semangat spiritual tak surut.
Duka itu justru menjadi pengingat bahwa ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan batin menuju keikhlasan total kepada Sang Khalik.
Di tengah air mata perpisahan, doa-doa tak henti dipanjatkan, agar seluruh jemaah asal Bengkulu yang masih melanjutkan perjalanan suci ini senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, serta perlindungan Ilahi.
Harapan pun terpatri dalam hati, menyelimuti setiap langkah para jemaah haji asal Bengkulu yang tengah menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci.
Dalam balutan doa dan semangat spiritual, mereka diharapkan mampu menuntaskan seluruh rukun dan wajib haji dengan sempurna—dari thawaf hingga wukuf di Arafah, dari mabit di Muzdalifah hingga melempar jumrah di Mina—semuanya dilalui dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.
Pemerintah daerah dan keluarga di tanah air tak henti-hentinya memanjatkan doa agar mereka senantiasa diberi kesehatan, kekuatan fisik, dan ketenangan jiwa dalam menjalankan setiap tahapan ibadah.
Lebih dari sekadar perjalanan spiritual, ibadah haji ini menjadi titik tolak pembentukan pribadi yang lebih sabar, tawakal, dan bersyukur.
Pemerintah daerah dan keluarga di tanah air tak henti-hentinya memanjatkan doa agar mereka senantiasa diberi kesehatan, kekuatan fisik, dan ketenangan jiwa dalam menjalankan setiap tahapan ibadah.