Suara.com - Kementerian perhubungan atau Kemenhub RI menegaskan ancaman bom Pesawat Saudia Airlines SVA 5688 yang mengangkut ratusan jemaah haji asal Indonesia tidak benar dan merupakan informasi hoaks oleh otoritas terkait.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara alias Dirjen Hubud Kemenhub Lukman F. Laisa. Kata dia, Kementerian Perhubungan bersama pemangku kepentingan lainnya telah menangani dua informasi mengenai ancaman bom terhadap maskapai penerbangan Saudi yang mengangkut jamaah haji Indonesia.
"Kedua penerbangan telah ditangani sesuai dengan protokol kontingensi yang berlaku. Setelah melalui penilaian menyeluruh, ancaman yang diterima dinyatakan tidak berdasar dan diklasifikasikan sebagai hoaks oleh otoritas terkait," kata Lukman dilansir dari ANTARA, Minggu 22 Juni 2025.
Diketahui, ancaman bom pertama terjadi pada Selasa 17 Juni 2025, Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5726 yang memuat 442 jemaah haji asal Indonesia melakukan pendaratan darurat.
Pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan dilakukan usai adanya ancaman bom yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal melalui surat elektronik (email) pada pukul 07.30 WIB.
![Suasana evakuasi 442 jamaah haji asal Indonesia yang merupakan penumpang pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5726 yang melakukan pendaratan darurat di di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, Selasa (17/6/2025). [Antara/Humas Kemenhub]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/18/81757-saudia-airlines-ancaman-bom.jpg)
Email itu berisi ancaman yang mengaku akan meledakkan pesawat milik Saudia Airlines SV 5276 dengan rute Jeddah - Jakarta (Bandar Udara Soekarno Hatta) yang membawa 442 jamaah haji Kloter 12 JKS.
Usai kasus pertama, terjadi kasus kedua pada hari 21 Juni 2025, dimana pesawat Saudia SV-5688 yang memuat 376 penumpang jamaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya kembali mendarat darurat di Bandara Kualanamu Deli Serdang, seusai kembali mendapat dugaan ancaman bom.
Ancaman kedua dilakukan melalui telepon yang diterima petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC, namun dengan rute berbeda yaitu rute Jeddah-Muscat (Oman)-Surabaya.
Terkait hal tersebut, Lukman menyebut sebagai langkah antisipasi menghadapi insiden serupa, Kemenhub telah melakukan koordinasi formal dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA).
Baca Juga: Lagi, Pesawat Mendarat Darurat Imbas Isu Bom, TNI Lakukan Tindakan Darurat
"(Kami meminta) untuk bersama-sama meningkatkan langkah-langkah pengamanan penerbangan dari ancaman bom," kata Lukman mengajak otoritas penerbangan sipil Saudi melakukan langkah pengamanan.
Lukman memastikan, langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan telah dilakukan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional.
Penanggulangan keadaan darurat juga telah disesuaikan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan.
Sementara itu, Kepolisian Daerah atau Polda Sumatera Utara mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat terkait dugaan ancaman bom di Bandara Kualanamu, Deli Serdang dinyatakan aman.
"Sampai saat ini, tidak ditemukan adanya dugaan bom yang menjadi teror di pesawat tersebut," ungkap Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto di Bandara Kualanamu, Deli Serdang.
Whisnu memastikan tidak ditemukan dugaan adanya bom, berawal dari pemeriksaan pesawat yang dilakukan personel Gegana Brimob Polda Sumatera Utara, Kodam I/Bukit Barisan dan jajaran.